Thejatim.com – Kemiskinan masih menjadi tantangan besar bagi Jawa Barat di tahun 2024. Berdasarkan data terbaru, jumlah penduduk miskin di provinsi ini masih mencapai jutaan jiwa, meskipun terdapat sedikit perbaikan dibanding tahun sebelumnya. Ketimpangan antara wilayah perkotaan dan pedesaan masih terlihat jelas, terutama karena sebagian besar masyarakat di daerah pinggiran bergantung pada sektor pertanian dan pekerjaan informal yang rentan terhadap gejolak ekonomi.
Kabupaten Bogor tercatat sebagai daerah dengan kemiskinan tertinggi di Jawa Barat. Jumlah penduduk miskin di wilayah ini mencapai 446,79 ribu jiwa, setara 11,6 persen dari total kemiskinan Jawa Barat. Tingginya angka tersebut menunjukkan kompleksitas masalah, mulai dari kepadatan penduduk, keterbatasan akses pekerjaan layak, hingga biaya hidup yang terus meningkat.
Di posisi kedua, Garut mencatat 259,32 ribu jiwa (6,7 persen). Sebagian besar penduduknya masih mengandalkan sektor pertanian dan perdagangan kecil yang sangat rentan terhadap perubahan iklim maupun fluktuasi harga pangan. Menyusul di peringkat ketiga, Cirebon memiliki 245,92 ribu jiwa (6,4 persen). Meski dikenal sebagai pusat perdagangan, angka kemiskinan tinggi di Cirebon memperlihatkan bahwa manfaat pertumbuhan ekonomi belum merata.
Tiga daerah berikutnya yang masuk enam besar adalah Bandung dengan 239,87 ribu jiwa (6,2 persen), Cianjur dengan 239,3 ribu jiwa (6,2 persen), dan Indramayu dengan 212,14 ribu jiwa (5,5 persen). Ketiganya memiliki karakteristik yang berbeda, namun masalah utamanya sama: distribusi kesejahteraan yang timpang. Di Bandung dan Cianjur, sektor pertanian masih dominan di pedesaan, sementara Indramayu menghadapi tantangan fluktuasi harga hasil bumi dan keterbatasan industrialisasi.
Empat daerah terakhir dalam daftar sepuluh besar adalah Bekasi dengan 204,54 ribu jiwa (5,3 persen), Karawang dengan 187,77 ribu jiwa (4,9 persen), Tasikmalaya dengan 186,75 ribu jiwa (4,9 persen), serta Bandung Barat dengan 179,7 ribu jiwa (4,7 persen). Meski jumlahnya relatif lebih kecil dibanding Bogor, daerah-daerah ini tetap memperlihatkan konsentrasi kemiskinan yang tinggi, terutama di kawasan pedesaan dengan akses terbatas terhadap lapangan kerja formal.
Jika ditarik benang merah, daerah dengan kemiskinan tertinggi di Jawa Barat 2024 umumnya berada di wilayah dengan kepadatan penduduk tinggi dan struktur ekonomi yang masih bergantung pada sektor primer. Keterbatasan akses pendidikan, rendahnya kualitas tenaga kerja, serta kebutuhan biaya hidup yang kian meningkat memperburuk kondisi tersebut.
Berikut Tabel Jumlah Penduduk Miskin tertinggi Provinsi Jawa Barat: