Rabu, 26 November 2025
Image Slider

Menghadapi Era Digital, Silvi Tita Sari: IPPNU Harus Siapkan Pola Kaderisasi yang Lebih Interaktif

Perkembangan zaman yang semakin pesat, terutama dalam hal teknologi dan informasi, telah membuat bumi menjadi kampung global (Global Village). Kita sekarang sudah memasuki dunia digital, kita dituntut untuk cerdas dalam berpikir, literasi, disiplin, peka terhadap perubahan, dan mampu mengikuti perubahan tersebut.

Tantangan ini juga dirasakan oleh para pelajar, terutama mereka yang merupakan usia kader IPPNU (Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama).

Era digital ini telah menghadirkan berbagai macam teknologi digital yang semakin maju, membuat semua kalangan menjadi lebih mudah dalam mengakses informasi melalui berbagai cara.

Baca Juga:  PC GP Ansor Kota Malang Resmi Dilantik, Ini Pesan Ketua PW GP Ansor Jatim!

Namun, di sisi lain, semakin berkembangnya teknologi juga berarti semakin banyaknya kejahatan yang terdeteksi. Oleh karena itu, semua hal harus memiliki perlindungan dan pengawasan, terutama pada anak-anak dan remaja, yang sering disebut sebagai generasi milenial.

Dalam dunia organisasi, terutama IPPNU (Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama), sayangnya masih kurang merespons tantangan ini dengan baik. Anggota dan kader IPPNU lebih senang melakukan rapat atau musyawarah secara online melalui grup WhatsApp atau Facebook.

Mereka lebih senang menghabiskan waktu di media sosial dengan mengirim pesan “wkwkwk, halo gais, gak bahaya ta?” daripada memperhatikan kaderisasi formal seperti MAKESTA (Masa Kesetiaan Anggota) dan LAKMUD (Latihan Kader Muda).

Baca Juga:  Spesial Harlah Ke-100, PCNU Sumenep Bangun Rumah Warga Serentak 4 Titik
Silvi Tita Sari menjadi pemateri dalam Diklatama XIV. Foto: Istimewa

Metode ceramah yang digunakan juga dianggap membosankan, sehingga banyak dari mereka tidak bisa menjawab pertanyaan dan bahkan sulit untuk mengajukan pertanyaan. Dalam diskusi, mereka cenderung pasif dan lebih memilih diam, padahal bahan-bahan yang mereka butuhkan bisa ditemukan di internet.

Namun, ketika chatting lewat WhatsApp, Instagram, atau Facebook, mereka yang cenderung pendiam dan pasif bisa menjadi berani. Ironisnya, ketika diajak rapat atau kegiatan, mereka mengaku sibuk dan tidak punya waktu, padahal sedang sibuk online di Facebook dan memposting foto selfie di Instagram.

Baca Juga:  Masterclass Research IPNU-IPPNU Gresik: Mengasah Keterampilan Riset di Era Digital

Oleh karena itu, IPPNU harus memikirkan pola kaderisasi yang lebih kreatif, menarik, dan asyik bagi generasi milenial yang gandrung akan teknologi serba instan.

IPPNU harus mengarahkan mereka ke arah positif dengan memanfaatkan teknologi internet melalui Facebook, Twitter, Instagram, website, YouTube, dan lain-lain. Yang lebih penting lagi, IPPNU harus mampu mengkader mereka dengan baik agar bisa menjadi generasi penerus yang tangguh dan berkualitas. (*)

ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Baca Juga

Santri Menembus Ketidakmungkinan

Dirgahayu TNI-80, Hari Santri

Sejarah Harley-Davidson

ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Terbaru
ADVERTISEMENT