TheJatim.com – Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya bersama Satgas Pangan Polrestabes Surabaya kembali turun langsung ke lapangan untuk memastikan stok dan kualitas beras yang beredar di pasar. Dalam inspeksi mendadak yang digelar Kamis pagi itu, tim tidak menemukan beras oplosan. Warga pun diminta tak panik.
Sidak kali ini menyasar tiga titik strategis, yakni Pasar Pucang Anom, Pasar Tambahrejo, dan sebuah gudang distributor beras di wilayah Surabaya Barat. Langkah ini diambil sebagai respons atas kekhawatiran warga terhadap langkanya beras medium dan dugaan beredarnya beras campuran.
“Dari hasil pengecekan, tidak ada beras oplosan. Semua yang kami temukan adalah beras premium, kualitasnya sesuai standar,” kata Agung Supriyo Wibowo, Ketua Tim Kerja Pengendalian dan Distribusi Bagian Perekonomian dan SDA Kota Surabaya.
Agung menjelaskan bahwa stok beras di Surabaya saat ini terpantau cukup bahkan berlebih. Berdasarkan data yang dimiliki Pemkot, ketersediaan beras tercatat aman untuk delapan bulan ke depan.
“Alhamdulillah angka ketersediaan kami saat ini berada di level delapan bulan. Artinya, masyarakat tidak perlu khawatir,” ujarnya.
Meskipun keberadaan beras medium di pasar semakin jarang, namun Agung memastikan tidak ada indikasi pengoplosan untuk dijual sebagai beras premium. Tim turut melakukan pengecekan kualitas, termasuk memverifikasi tingkat pecahan beras yang menjadi indikator utama pembeda antara kategori premium dan medium.
“Kalau pecahannya di atas 10 persen, mestinya sudah masuk medium. Tapi yang kami lihat hari ini kualitasnya sesuai premium,” tambahnya.
Sidak ini juga menjadi bagian dari pengawasan berkelanjutan, utamanya untuk mencegah praktik curang dalam rantai distribusi. Pemkot menggandeng Satgas Pangan Polrestabes sebagai bentuk keseriusan dalam menindak segala potensi pelanggaran.
“Kalau di kemudian hari ditemukan praktik oplosan, pasti kami tindak. Makanya kami lakukan pengawasan ini secara kolaboratif dengan pihak kepolisian,” ujar Agung.
Ia menyebut, langkanya beras medium kemungkinan besar disebabkan oleh aturan di tingkat penggilingan yang mulai membatasi produksi jenis tersebut. Hal itu turut berkontribusi pada dinamika harga dan distribusi di pasaran.
Ke depan, Pemkot berencana memperluas pengawasan ke lima pasar besar lain di Surabaya, di antaranya Pasar Soponyono, Genteng, hingga Wonokromo.
“Kami imbau masyarakat untuk tetap tenang. Surabaya aman dari beras oplosan dan stok pun sangat cukup,” pungkas Agung.