TheJatim.com – Mantan aktivis Reformasi 98, Aan Ainur Rofiq, menyerukan agar rencana aksi demonstrasi pada 3 September 2025 di depan Gedung Negara Grahadi dibatalkan. Ia khawatir aksi tersebut bisa berujung kerusuhan seperti beberapa peristiwa yang baru saja terjadi di Jakarta dan Surabaya.
Aan yang juga mantan Ketua PC PMII Kota Surabaya itu menilai, sejumlah aksi dalam sepekan terakhir justru menimbulkan kerugian besar bagi masyarakat. Ia mencontohkan bentrokan pada aksi di Jakarta 25 Agustus 2025 yang berlanjut pada 28 Agustus, hingga menelan korban jiwa seorang pengemudi ojek online, Affan Kurniawan.
Di Surabaya, kerusuhan bahkan mengakibatkan pembakaran pos polisi di Taman Bungkul serta perusakan sejumlah fasilitas umum.
“Kami prihatin atas jatuhnya korban jiwa dan kerusuhan yang meluas. Hal ini merugikan masyarakat dan justru mengingatkan pada situasi Mei 1998 lalu,” kata Aan, Minggu (31/8/2025).
Melihat kondisi tersebut, Aan menulis surat sekaligus menemui M Sholeh, Koordinator Posko Rakyat Jawa Timur Menggugat, yang sebelumnya menyerukan aksi demonstrasi pada 3 September. Salah satu tuntutan yang disuarakan adalah soal penurunan pajak kendaraan bermotor serta dugaan korupsi dana hibah Jawa Timur.
“Dalam situasi yang memanas ini, saya meminta dengan segala kerendahan hati kepada sahabat M Sholeh dan rekan-rekan aktivis lainnya untuk menunda atau membatalkan aksi tersebut demi kondusivitas Jawa Timur dan kebaikan kita bersama,” tegasnya.
Menurut Aan, aksi yang berpotensi chaos tidak akan menguntungkan siapa pun. Sebaliknya, hal itu justru memperburuk suasana Surabaya yang dikenal sebagai Kota Pahlawan. Ia mengajak masyarakat untuk tetap waspada, menjaga kedamaian, dan menolak tindakan anarkis.
“Kami sekali lagi memohon agar rencana aksi dibatalkan. Huru-hara tidak membawa manfaat, justru akan semakin merugikan kita semua,” pungkas Aan.