TheJatim.com – Pemerintah Provinsi Jawa Timur terus memperluas layanan transportasi publik Bus Trans Jatim. Tahun ini, Pemprov menyiapkan anggaran sekitar Rp700 miliar untuk membangun koridor 1 hingga 8 sebagai bagian dari penguatan jaringan transportasi massal yang lebih terjangkau dan aman bagi masyarakat.
Ketua Komisi D DPRD Jatim, Abdul Halim, menyampaikan bahwa jumlah pengguna Trans Jatim di seluruh koridor saat ini sudah mencapai sekitar 22 ribu orang per hari.
“Jika dihitung sederhana, setidaknya ada 11 ribu pengendara roda dua yang beralih menggunakan Trans Jatim,” ungkap Halim kepada TheJatim.com, Selasa (23/9/2025).
Menurutnya, keberadaan Trans Jatim tidak hanya memberi kenyamanan bagi masyarakat, tetapi juga menekan angka kecelakaan lalu lintas.
“Berdasarkan data Direktorat Lantas Polda Jatim, pada 2023 sekitar 84 persen kecelakaan disumbang kendaraan roda dua. Dengan migrasi sebagian pengguna ke Trans Jatim, risiko kecelakaan bisa ditekan signifikan,” jelas politisi Partai Gerindra tersebut.
Lebih jauh, Halim menilai layanan ini juga memicu tumbuhnya ekonomi lokal. “Efek berganda cukup terasa. Di sekitar area parkir koridor, UMKM ikut berkembang, warung kopi ramai, dan masyarakat sekitar mendapat tambahan penghasilan,” katanya.
Ia menegaskan, Trans Jatim layak disebut sebagai salah satu program paling spektakuler Pemprov Jatim. “Bukan sekadar transportasi nyaman, tapi ada efek sosial, keselamatan, dan ekonomi yang ikut bergerak,” tegasnya.
Untuk memperkuat layanan transportasi publik, DPRD Jatim tengah menyiapkan Rancangan Peraturan Daerah (Raperda) tentang transportasi publik terintegrasi.
“Kabupaten dan kota nantinya juga diharapkan menyiapkan feeder hingga ke kampung dan desa, sehingga masyarakat lebih mudah menjangkau bus antar kota maupun antar provinsi,” papar Halim.
Hingga saat ini sudah ada enam koridor yang beroperasi. Pada 27 September mendatang, Koridor VII dengan rute Lamongan Selatan–Dukun Gresik hingga Paciran (Lamongan Utara) akan diluncurkan. Disusul Koridor VIII di Malang Raya yang ditargetkan beroperasi pada November 2025.
“Malang adalah kota pelajar, kontribusinya besar di dunia pendidikan, sehingga transportasi publik terintegrasi mutlak dibutuhkan. Ke depan, paling tidak setiap karesidenan di Jawa Timur memiliki layanan transportasi publik. Targetnya 14 koridor tuntas dibangun,” jelasnya.
Meski begitu, tingginya minat masyarakat perlu diimbangi penambahan armada. “Banyak usulan agar ditambah armada karena penumpang sudah melebihi kapasitas. Itu juga akan kita dorong,” pungkas Halim.