TheJatim.com – Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Surabaya bersama DPK GMNI se-Surabaya menggelar kegiatan Live In bersama petani di Kelurahan Jeruk, Kecamatan Lakarsantri, Surabaya, Minggu (28/9/2025). Kegiatan bertema “Petani Kuat, Bangsa Berdaulat” ini menjadi ruang dialog mahasiswa dan petani untuk memahami langsung persoalan agraria di wilayah perkotaan.
Ketua Kelompok Tani Sri Sedono, Suharto, mengungkapkan petani di Lakarsantri sebenarnya mampu berproduksi tinggi. Dalam setahun, lahan pertanian di wilayah tersebut bisa panen 3–4 kali dengan hasil rata-rata 7 ton padi per hektare. Namun, keterbatasan fasilitas masih menjadi kendala utama.
“Kami kekurangan alat untuk menggarap sawah dengan luas sekitar 10 hektare. Harapannya Pemkot Surabaya bisa memberikan fasilitas memadai agar produktivitas tetap terjaga,” kata Suharto.
Wakabid Politik DPC GMNI Surabaya, Mochamad Dewa Surya Fijana, menegaskan petani adalah ujung tombak ketahanan pangan bangsa. Ia menyoroti ketidakjelasan kepemilikan tanah, dominasi pengembang, hingga minimnya sarana produksi.
“Di Lakarsantri hanya ada satu traktor untuk 31 hektare lahan. Pemerintah harus menghadirkan regulasi yang adil, memperjelas mekanisme pengelolaan tanah, dan meningkatkan fasilitas pertanian. Petani harus punya tanah di negeri agraris,” tegasnya.
Hal senada disampaikan perwakilan DPK GMNI UPN Veteran Jawa Timur, Mohamad Royhan Arkhan. Ia menekankan perlunya dukungan non-fisik berupa pelatihan dan pendampingan.
“Sekecil apa pun lahan pertanian di perkotaan, keberadaannya tetap penting. Pelatihan teknologi pertanian dan pengolahan limbah panen sangat dibutuhkan agar petani mampu beradaptasi dengan perkembangan zaman,” ujarnya.
Melalui kegiatan ini, GMNI Surabaya menegaskan komitmennya untuk berpihak pada rakyat, khususnya petani yang berperan menjaga ketahanan pangan nasional.