Jakarta, TheJatim.com – Dewan Pimpinan Pusat Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (DPP GMNI) kembali menunjukkan konsistensinya dalam merawat demokrasi dengan menggelar diskusi kebangsaan bertajuk “Merawat Demokrasi Indonesia: Menegaskan Supremasi Sipil Melalui Peran Konstruktif Masyarakat” di Aula Arcici Sport Center, Jakarta, Kamis (2/10/2025).
Sekretaris Jenderal DPP GMNI, Patra Dewa, menyebut forum ini sebagai ruang strategis untuk memperkuat wacana sekaligus komitmen bersama terhadap prinsip supremasi sipil dalam sistem demokrasi. Ia menegaskan bahwa GMNI, sebagai organisasi kader dan perjuangan, selalu konsisten memperjuangkan nilai-nilai demokrasi yang menempatkan rakyat sebagai pemegang kedaulatan tertinggi.
“Supremasi sipil adalah benteng penting untuk mencegah lahirnya kepemimpinan otoriter. Pasca Reformasi, tantangan ini nyata adanya dan butuh peran aktif semua elemen sipil agar prinsip demokrasi tetap tegak,” ungkap Patra.
Menurutnya, organisasi masyarakat, LSM, dan kelompok sipil harus terus menggaungkan pentingnya supremasi sipil dalam kehidupan berbangsa. Tanpa itu, demokrasi Indonesia rawan menghadapi kemunduran.
Sejalan dengan itu, pengamat militer dari Institute for Security and Strategic Studies (ISESS), Khairul Fahmi, menekankan perlunya relasi sipil dan militer yang sehat, setara, dan kolaboratif. Menurutnya, ada empat syarat penting agar hubungan itu berjalan efektif. Pertama, pemimpin sipil harus berintegritas dan berkualitas. Kedua, militer harus profesional serta tidak berpolitik praktis. Ketiga, akuntabilitas harus dijaga melalui DPR, masyarakat sipil, hingga media. Keempat, partisipasi publik wajib diperkuat dengan literasi dan kontrol sosial.
“Dengan syarat ini, sipil dan militer bukan hanya sama-sama kuat, tapi juga bisa saling melengkapi dan menjaga. GMNI, sebagai organisasi mahasiswa dengan tradisi pemikiran dan pergerakan, potensial menjadi jembatan antara sipil dan militer dalam konteks supremasi sipil,” jelas Fahmi.
Diskusi ini juga menghadirkan berbagai narasumber lintas bidang, antara lain Dekan Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia Bondan Kanumoyoso, Anggota Bawaslu RI Totok Hariyono, serta Kader GMNI Kalteng Najibuddin Anshary.
Melalui kegiatan ini, GMNI menegaskan kembali posisinya sebagai motor gerakan mahasiswa yang tidak hanya kritis, tetapi juga konstruktif dalam mengawal jalannya demokrasi Indonesia.