TheJatim.com – Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi, bersama Ketua TP PKK Kota Surabaya, Rini Indriyani, melakukan takziah ke empat rumah duka korban jiwa reruntuhan Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny di Buduran, Sidoarjo, pada Kamis (9/10/2025).
Kunjungan dimulai dari rumah keluarga almarhum Daul Milal di Jalan Sidokapasan 8 Nomor 18, kemudian berlanjut ke rumah almarhum Reza Syafai Akbar di Jalan Semut Kalimir, Ahmad Rijalul Haq di Jalan Kebalen Kulon 2/23, dan terakhir Agus Ubaidilah di Jalan Gresik Gadukan 194, Surabaya.
Dalam kunjungan tersebut, Eri menyampaikan duka cita mendalam dan rasa kagumnya terhadap ketegaran keluarga korban yang tetap menunjukkan keikhlasan meski dilanda kehilangan besar.
“Para keluarga telah menunjukkan keikhlasan luar biasa. Salah satu orang tua korban bahkan memiliki dua anak yang mondok di Al-Khoziny, dan tetap menerima semua dengan lapang dada,” ujar Eri.
Eri juga menuturkan kisah haru dari salah satu kakak korban yang berkuliah di ponpes tersebut. Saat ditanya apakah akan kembali ke pondok, pemuda itu menjawab tegas bahwa dirinya akan kembali menuntut ilmu setelah pondok selesai dibangun.
“Semangat seperti inilah yang membuat kami bangga. Anak-anak ini punya tekad kuat untuk terus belajar, meski diterpa ujian berat,” imbuhnya.
Selain memberikan dukungan moral, Pemerintah Kota Surabaya menyiapkan pendampingan psikologis bagi anak-anak korban selamat maupun yang terdampak secara emosional akibat tragedi tersebut.
“Kami akan memastikan anak-anak warga Kota Pahlawan yang terdampak mendapat pendampingan psikologis agar bisa pulih dan kembali beraktivitas,” tegas Eri.
Ia juga mengingatkan masyarakat agar tidak menyebarkan ulang informasi atau foto-foto terkait musibah tersebut karena dapat memicu trauma bagi para korban.
“Yang terbaik sekarang adalah saling menguatkan. Mari bantu anak-anak kita dengan empati dan dukungan,” ajak Eri.
Sekitar 20 korban luka-luka asal Surabaya akan mendapatkan pendampingan dari Dinas Pengendalian Penduduk, Pemberdayaan Perempuan, dan Perlindungan Anak (DP5A) bekerja sama dengan BPBD Surabaya. Langkah ini diambil untuk memastikan kondisi mental mereka kembali stabil.
“Pendampingan akan dilakukan secara menyeluruh agar kondisi psikis anak-anak korban tetap kuat dan bisa melanjutkan kehidupan dengan semangat baru,” pungkas Eri.