Thejatim.com – Orang-orang yang baik (alim dan saleh), itu tidak bisa membayangkan jika hidup tanpa pernah sujud kepada Allah SWT. Bahkan hingga di surga pun mereka difirmankan:
دَعْوَاهُمْ فِيْهَا سُبْحٰنَكَ اللّٰهُمَّ وَتَحِيَّتُهُمْ فِيْهَا سَلٰمٌۚ وَاٰخِرُ دَعْوَاهُمْ اَنِ الْحَمْدُ لِلهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ
Artinya: Doa mereka di dalamnya adalah “Subhanakallahumma” (Mahasuci Engkau, ya Tuhan kami) penghormatan mereka di dalamnya adalah (ucapan) salam, dan doa penutup mereka adalah “Alḥamdu lillahi rabbil ‘alamin” (segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam). (QS. Yunus: 10)
Nanti ketika masuk surga mereka berkata:
وَقَالُوا الْحَمْدُ لِلهِ الَّذِيْ صَدَقَنَا وَعْدَهُ وَاَوْرَثَنَا الْاَرْضَ نَتَبَوَّاُ مِنَ الْجَنَّةِ حَيْثُ نَشَاءُۚ فَنِعْمَ اَجْرُ الْعٰمِلِيْنَ
Artinya: Mereka berkata, “Segala puji bagi Allah yang telah memenuhi janji-Nya dan mewariskan bumi (di akhirat) ini kepada kami sehingga dapat menempati surga sesuai dengan kehendak kami.” (Surga adalah) sebaik-baik balasan bagi orang-orang yang beramal (saleh). (QS. Az-Zumar: 74)
Sebagian ayat lain menjelaskan:
وَقَالُوا الْحَمْدُ لِلهِ الَّذِيْ اَذْهَبَ عَنَّا الْحَزَنَۗ اِنَّ رَبَّنَا لَغَفُوْرٌ شَكُوْرٌ
Artinya: Mereka berkata, “Segala puji bagi Allah yang telah menghilangkan kesedihan dari kami. Sesungguhnya Tuhan kami benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Mensyukuri.” (QS. Fathir: 34)
Penduduk surga ya tidak bisa kalau tidak kangen kepada Allah. Walaupun mereka singgah dulu di neraka, tapi karena orang baik ya masih wiridan: “Ya Hannan ya Mannan”, karena ingat bahwa hanya Allah yang dibutuhkan seorang hamba, dan seburuk-buruk hamba adalah yang tidak bisa ingat Allah.
Maka azab paling tinggi adalah untuk orang yang lupa kepada Allah Abul Qasim al-Junaidi mengungkapkan:
اَلْغَفْلَةُ اَشَدُّ مِنَ النَّارِ
Artinya: “Lupa Allah itu azabnya lebih besar daripada masuk neraka.”
Karena hisab penduduk neraka paling berat itu ketika dia tidak diindahkan bahkan dilupakan oleh Allah.
فَالْيَوْمَ نَنْسٰىهُمْ كَمَا نَسُوْا لِقَاءَ يَوْمِهِمْ هٰذَاۙ وَمَا كَانُوْا بِاٰيٰتِنَا يَجْحَدُوْنَ
Artinya: “Maka, pada hari ini (Kiamat), Kami melupakan mereka sebagaimana mereka dahulu melupakan pertemuan hari ini dan karena mereka selalu mengingkari ayat-ayat Kami.” (QS. Al-A’raf: 51)
نَسُوا اللهَ فَنَسِيَهُمْۗ اِنَّ الْمُنٰفِقِيْنَ هُمُ الْفٰسِقُوْنَ
Artinya: “Mereka telah melupakan Allah, maka Allah melupakan mereka. Sesungguhnya orang-orang munafik adalah orang-orang yang fasik.” (QS. At-Taubah: 67)
Makanya, azab paling besar adalah kamu lupa Allah, hingga Allah enggan menyebut namamu di antara hamba-hamba-Nya. Makanya saya takut betul, jika sampai Allah tidak menyebut namaku di Arsy itu jadinya seperti apa? Terkatung-katung di alam akhirat, karena Pemilik langit dan bumi lupa denganku.
Keberkahan Ngaji
Maka pentingnya ngaji seperti ini. Entah kamu ngaji niat hiburan atau sumpek, pokoknya berkah ngaji itu namamu insyaallah tidak dilupakan oleh Allah SWT kelak di akhirat.
Makanya saya membayangkan akan ngaji kitab di sana (di akhirat), ya belajar pokoknya. Belajar dan nanti mencari santri di sana entah ada apa tidak? Lha wong gimana lagi, namanya surga pasti penduduknya nanti pada asyik bersenggama dengan para bidadari. Tidak ada yang menampakkan diri. Lha iya, katanya kangen Allah, tapi kok saat dekat bisa bertemu, malah ditinggal asyik bersenggama dengan bidadari. Semoga Allah tidak marah dan dikeluarkan lagi dari surga. Hahaha.
Masuk surga kok sama pemiliknya gak pamit sama sekali, langsung aja bermain dengan bidadari. “Masuk surga-Ku kok gak pamit sama sekali, keluar sana!” Hahaha.
عَجَبَ اللهُ مِنْ قَوْمٍ يَدْخُلُوْنَ الْجَنَّةَ فِى السَّلاَسِل
Artinya: “Allah merasa takjub kepada orang-orang yang masuk surga dalam (keadaan terbelenggu oleh) rantai-rantai.” (HR. Bukhari, dari Abu Hurairah).
*Disadur dari pengajian KH Bahauddin Nursalim atau Gus Baha.