TheJatim.com – Pembahasan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD) Kota Surabaya 2026 memasuki tahap akhir.
Menjelang finalisasi yang dijadwalkan pada Kamis (6/11/2025), Badan Anggaran (Banggar) DPRD Surabaya mengungkap adanya penurunan cukup signifikan pada sejumlah pos belanja, terutama di sektor pembangunan infrastruktur.
Anggota Banggar DPRD Surabaya, Mochammad Machmud, mengatakan penurunan target Pendapatan Asli Daerah (PAD) menjadi salah satu alasan utama dilakukan penyesuaian.
“Target PAD kita turun. Tahun sebelumnya Rp12 triliun, sekarang sekitar Rp10 triliun. Jadi memang banyak yang dikurangi,” ujarnya, Selasa (4/11/2025).
Menurut Machmud, beberapa proyek fisik terkena imbas dari efisiensi tersebut. “Pembangunan jalan banyak yang dikurangi, dan sebagian proyek harus ditunda,” katanya.
Salah satu yang tertunda adalah pembangunan RS Surabaya Selatan dengan nilai sekitar Rp400 miliar. Meski begitu, DPRD memastikan beberapa program tetap berlanjut karena dianggap prioritas.
“Proyek jalan baru seperti Wiyung–Menganti dan Banyurib tetap dilanjutkan,” lanjut Machmud.
Selain infrastruktur, Banggar juga mengusulkan penambahan pada program sosial yang berdampak langsung pada masyarakat.
“Kami minta beasiswa Pemuda Tangguh ditambah, dari 33 ribu menjadi 56 ribu penerima,” katanya.
Program Rutilahu (rumah tidak layak huni) juga diusulkan mendapat tambahan alokasi. Machmud menegaskan, penyesuaian anggaran tidak akan mengurangi pelayanan dasar bagi warga.
“Untuk sektor kesehatan dan pendidikan tidak boleh dikurangi. Itu tetap harus 20 persen dari total APBD,” tegasnya.
Banggar bersama Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) juga mengawal sejumlah program prioritas lain yang berkaitan langsung dengan kenyamanan warga.
“Pemasangan lampu jalan umum (PJU) dan CCTV tetap menjadi prioritas untuk keamanan dan pengawasan kota,” jelasnya.
Rapat lanjutan antara Banggar DPRD dan TAPD dijadwalkan digelar pada Rabu (5/11/2025) sebelum finalisasi RAPBD 2026 dilakukan sehari kemudian.



