Thejatim.com – Pertumbuhan ekonomi Jawa Timur pada triwulan III 2025 tercatat sebesar 5,22 persen (y-on-y) berdasarkan data PDRB ADHK dalam rilis Badan Pusat Statistik (BPS) pada 6 November 2025. Angka tersebut sedikit menurun dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh 5,23 persen.
Direktur Intra Publik, Mauli Fikr menyebut capaian ini menempatkan Jawa Timur di urutan keempat dari enam provinsi di Pulau Jawa. Adapun provinsi dengan pertumbuhan tertinggi adalah DI Yogyakarta (5,40 persen), menyusul Jawa Tengah (5,37 persen), kemudian Banten (5,29 persen). Sementara itu, Jawa Barat (5,20 persen) dan DKI Jakarta (4,96 persen) berada di posisi terbawah.
Melansir dari mauli.id, secara q-to-q perekonomian Jawa Timur tumbuh 1,70 persen. Pertumbuhan ini melambat bila dibandingkan triwulan II yang mencapai 3,10 persen. Nilai PDRB ADHK Jatim pada triwulan III juga naik menjadi Rp518,12 triliun dari sebelumnya Rp509,45 triliun.
Praktisi anggaran Mauli Fikr menilai perlambatan tersebut menunjukkan adanya persoalan mendasar dalam penggerakan ekonomi daerah.
“Meskipun masih tumbuh positif, laju ekonomi Jawa Timur menunjukkan tanda-tanda stagnasi struktural. Beberapa sektor unggulan seperti industri pengolahan, perdagangan besar dan eceran, serta pertanian mencatat pertumbuhan yang lebih lambat akibat minimnya stimulus kebijakan daerah.” sebutnya dalam rilis.
Lebih lanjut, perlambatan ini mengindikasikan bahwa berbagai program ekonomi Pemprov Jawa Timur belum memberikan dampak signifikan terhadap aktivitas sektor riil.
Belanja daerah yang cenderung menumpuk pada akhir tahun dan belum optimalnya sinergi antar sektor dalam mendorong investasi serta ekspor membuat kinerja ekonomi Jawa Timur tertinggal dari provinsi tetangga seperti Jawa Tengah dan DI Yogyakarta.
Mauli juga menyoroti bahwa potensi ekonomi Jawa Timur sebenarnya cukup besar, namun belum maksimal secara efektif.
“Dana daerah yang diendapkan dalam bentuk deposito oleh Pemerintah Provinsi Jawa Timur menjadi bukti bahwa tata kelola pemerintah melalui fiskalnya tidak punya keberpihakan dan komitmen kerja yang baik terhadap rakyat Jawa Timur.” terangnya.
Dalam rilis tersebut, ia menegaskan bahwa ini menjadi momentum Pemprov untuk melakukan perbaikan yang konkret.
“Pemprov harus bisa menerjemahkan potensi daerah menjadi pertumbuhan yang bisa dirasakan oleh masyarakat Jatim, melalui kebijakan fiskal yang lebih ekspansif, tata kelola anggaran yang disiplin dan tepat waktu, serta dukungan konkret terhadap sektor produktif yang menyerap tenaga kerja.” tutupnya dalam rilis yang diakses thejatim.com pada Rabu (5/11/2025).



