Thejatim.com. Pengangguran Jawa Timur meningkat pada tahun 2025. Data yang dirilis oleh Badan Pusat Statistik terkait Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) menunjukkan kenaikan dari 3,61% pada Februari menjadi 3,88% pada Agustus.
Hal ini mengindikasikan bahwa kondisi tenaga kerja di Jawa Timur semakin parah dan memperburuk keadaan, para pengambil kebijakan perlu segera mencermati hal ini secara serius.
Kenaikan TPT terutama dipicu oleh lonjakan pengangguran di wilayah perkotaan, yang meningkat dari 3,76% menjadi 4,53%, atau tumbuh 20,48%. Lonjakan sebesar 0,77 poin persen ini mengindikasikan terjadinya tekanan struktural mulai karena faktor pergeseran sektor usaha, naiknya minat kerja di sektor modern yang tidak terserap optimal, maupun dampak dari perlambatan ekonomi perkotaan.
Di sisi lain terjadi sebaliknya, wilayah perdesaan justru mengalami perbaikan, dengan TPT turun dari 3,40% pada Februari menjadi 2,93% pada Agustus atau tumbuh negatif 13,82% (turun 0,47 poin persen).
Memotret klasifikasi data di atas. Terdapat beberapa kemungkinan di antaranya terjadi peningkatan serapan tenaga kerja berbasis agraris dan UMKM, atau adanya pergeseran pola migrasi tenaga kerja yang menahan urbanisasi.
Secara agregat, TPT Jawa Timur meningkat 7,48% atau 0,27 poin persen, menandakan bahwa meski perdesaan menunjukkan perbaikan, tekanan di wilayah perkotaan cukup dominan dalam membentuk tren keseluruhan.
Fakta dari data di atas setidaknya menjadi stimulus bagi pemerintah daerah untuk memperkuat strategi penciptaan lapangan kerja yang adaptif, mendorong transformasi industri, serta memastikan pembangunan ekonomi yang tidak hanya tumbuh, tetapi juga inklusif.



