TheJatim.com – Belum genap setahun diresmikan, RS Eka Cndrarini mulai memunculkan masalah. Beberapa bagian bangunan terlihat rusak.
Diduga pembangunan Rumah Sakit di Surabaya Timur diselesaikan dengan terburu-buru. Peresmian dilakukan pada 18 Desember 2024, menjelang hari pengumuman pemenang Pemilihan Wali Kota (Pilwali) Surabaya.
Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Eka Chandrarini disingkat (RS EC). Akronim dari nama Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi (EC) dan nama istrinya Rini. Pembangunan rumah sakit ini dilakukan oleh kontraktor BUMN, PP.
Kajati Jatim diundang dan memberi sambutan pada peresmian rumah sakit yang digadang-gadang menjadi rujukan untuk keluarga, terutama bagi Ibu dan Anak itu.
Fasilitas Pelayanan Kesehatan (Fasyankes) Kelas C ini dibangun tujuh lantai. Baik Gedung A maupun B, di tanah seluas 5,3 hektar itu, banyak kerusakan.
Dari pantauan The Jatim, RS EC yang dibangun dengan uang rakyat, menelan anggaran Rp 494 miliar menghasilkan bangunan yang tampak megah di luar saja. Pasalnya, masih terpantau banyak peringatan untuk para pejalan kaki untuk memperhatikan langkahnya.
Sebab, lempengan beton di akses masuk gedung RS EC yang menjadi jalan untuk ambulance, mobil maupun pejalan kaki, ambles hingga kurang lebih 10 cm.
Tak ayal, RS EC yang berada di Kelurahan Kali Rungkut, Kecamatan Rungkut itu, jembatan depan yang menjadi penghubung antara tempat parkir dengan gedung retak, hingga mengakibatkan salah seorang pengunjung terjatuh. Hal yang sama juga terjadi pada jalan ambulance menuju Instalasi Gawat Darurat (IGD), jalan naik dan turun mengalami ambles hingga sekitar 5 – 10 cm tanpa ada rambu peringatan.
Ambles serupa terjadi di jembatan muka gedung, menuju lobby RSEC pun mengalami perbedaan ketinggian serupa. Peringatan berupa kertas yang di tempel di atas amblesnya jembatan hanya ada pada saat turun dari lobby itu tampak kusam dan sulit terbaca dengan jelas.
Di hari biasa pun, RS EC memiliki 21 klinik, diantaranya klinik Jantung, klinik Anak, klinik Obgyn dan lainnya, tampak sepi, parkiran yang diharapkan Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya bisa menjadi rujukan warga yang berobat, tampak sepi. Hanya ada mobil dan motor karyawan saja.
Tak hanya bagian luar gedung, RS EC yang tampak megah itu juga bocor ketika hujan. Bocor tak hanya di satu atau dua titik, tapi banyak titik kebocoran yang nampak hingga menggenang didalam gedung.
Jejak-jejak bocornya air itu, nampak ketika menengok ke plafon-plafon yang meninggalkan noda bekas menggenangnya air hujan. Dari tinjauan itu, banyak kekhawatiran akan ambrolnya plafon karena tak kuat menahan air hujan.
Kebobrokan sistem pembangunan RS EC, bisa di temui di sekitar ruangan Infeksius dan IGD di lantai 1, bahkan di ruangan Kelas I di Nyi Ageng Serang. Dalam ruangan tersebut memiliki 30 tempat tidur itu, tak lepas dari kebocoran air hujan hingga berpotensi lapuknya plafon ruangan.
Anggota Komisi D DPRD Surabaya Imam Syafi’i ketika dikonfirmasi mengaku sudah mendengar kabar adanya sejumlah kerusakan bangunan di RSEC. Ia mengaku prihatin karena rumah sakit itu baru dibangun dengan anggaran besar. Sekitar setengan triliun rupiah.
“Saya sudah tanyakan ke manajemen RSEC, ternyata masa pemeliharan dari kontraktor sudah habis berapa waktu lalu,” kata Imam saat dihubungi, Jum’at (21/11/2025).
Artinya, lanjut Imam, kalau ada kerusakan pada bangunan harus diperbaiki dengan anggaran sendiri dari rumah sakit. “Cuma lift saja masih masuk masa pemeliharaan sampai Desember tahun ini,” terang politisi Partai Nasdem itu.
Yang lebih memprihatinkan, lanjut Imam, RSEC belum memiliki peralatan kesehatan yang urgent dibutuhkan saat ini. Di antaranya CT Scan. “Pasien harus dibawa ke RSUD Soewandhi untuk CT Scan. Setelah itu dibawa kembali ke RS EC,” pungkasnya.



