Pacitan, TheJatim-Bendungan Tukul yang menelan biaya hampir 1 Triliyun ini baru saja diresmikan Presiden Jokowi.
Khofifah Indar Parawansah menjelaskan, Bendungan Tukul sendiri pembangunannya sudah dimulai sejak 2015 sampai 2020. Bendungan ini menelan biaya APBN murni sebesar Rp. 934,8 miliar.
“Bendungan Tukul menjadi salah satu dari enam bendungan di Jatim yang menjadi proyek strategis nasional yang dicanangkan pemerintah,” Kata Gubernur Jatim di Pacitan, Minggu (14/2).
Keberadaan Bendungan Tukul, lanjut Gubernur Khofifah, tentunya akan mendukung upaya Jatim untuk terus menjadi provinsi yang secara konsisten berkontribusi tinggi di bidang pertanian secara nasional. Berdasarkan data BPS pada 2020, produksi padi di Jatim menjadi yang tertinggi di Indonesia.
“Yakni dengan kontribusi terhadap nasional sebesar 18,17 persen secara nasional. Produksi gabah kering giling Jatim sebesar 10,02 juta ton atau setara dengan 5,65 juta ton beras,” Imbuhnya
Kemudian, produksi jagung Jatim tertinggi di tingkat nasional yaitu sebanyak 6,6 juta ton. Dengan kontribusi terhadap nasional sebanyak 21,8 persen.
“Hal yang tidak kalah membanggakan adalah disaat nilai tukar petani (NTP) di daerah lain mengalami kontraksi, di Jatim tidak terjadi. NTP Jatim masih tumbuh sebesar 0,26 persen,” tuturnya.
Pada kesempatan yang sama, Presiden RI Joko Widodo menuturkan, Bendungan Tukul menjadi salah satu dari 65 bendungan yang telah dimulai pembangunannya sejak enam tahun lalu. Beberapa diantaranya sudah diresmikan. Salah satunya Bendungan Nipah di Jatim.
Bendungan Tukul, ungkap Jokowi memiliki peran penting, khususnya untuk pengendalian banjir, mengairi sawah irigasi dan penyediaan air baku. Dengan kapasitas 300 liter per detik, Bendungan Tukul memiliki kapasitas tampung 8,7 juta meter kubik air.
“Bendungan Tukul bisa meningkatkan indeks pertanaman dari 1 kali tanam padi dan tanam palawija dalam setahun, menjadi 2 kali tanam padi dan tanam palawija. Dengan kondisi seperti ini Bendungan Tukul menjadi salah satu infrastruktur penting dalam memperkuat ketahanan pangan dan air,” jelasnya.