TheJatim.com – Inspeksi mendadak di PT Suka Jadi Logam (SJL), Jalan Tengger, Kelurahan Kandangan, Kecamatan Benowo, Senin (15/9/2025), memanas dengan aksi demonstrasi warga yang menuntut penutupan pabrik peleburan emas tersebut. Warga mengaku sudah lama menderita akibat pencemaran udara yang diduga berasal dari aktivitas produksi PT SJL.
Sidak dipimpin langsung oleh Bambang Haryo Soekartono, anggota Komisi VII DPR RI, Armuji, Wakil Wali Kota Surabaya, serta Yona Bagus Widyatmoko, Ketua Komisi A DPRD Kota Surabaya. Turut hadir pula anggota Komisi E DPRD Jatim Cahyo Harjo Prakoso, dan Wakil Ketua Komisi B DPRD Kota Surabaya Moch. Machmud.
Dalam orasinya, Cahyo Harjo Prakoso menegaskan pemerintah tidak boleh membiarkan industri yang berpotensi membahayakan masyarakat berdiri di tengah pemukiman. Ia menyebut keberadaan SD Negeri di belakang pabrik menjadi alasan mendesak untuk meninjau ulang izin PT SJL.
“Kami prihatin dengan kondisi warga. Gas berbahaya yang dihasilkan pabrik jelas mengancam kesehatan, apalagi ada sekolah dasar di dekatnya. Kami akan mengkaji perizinan, karena seharusnya pemukiman tidak boleh ada usaha yang merusak lingkungan,” ujar Cahyo yang juga Ketua DPC Partai Gerindra Surabaya itu.
Ia juga memastikan persoalan ini akan ditindaklanjuti dengan dinas terkait di Provinsi Jawa Timur, sementara Pemkot Surabaya diharapkan segera bertindak sesuai kewenangan.
Sementara itu, Moch. Machmud, Wakil Ketua Komisi B DPRD Surabaya, menegaskan bahwa izin mendirikan bangunan (IMB) PT SJL bermasalah. Hasil rapat di DPRD Surabaya sebelumnya menyebut bangunan pabrik tidak sesuai aturan dan harus dibongkar.
“Bangunan ini seharusnya mundur 6 meter sesuai IMB. Tapi faktanya berbeda. Harusnya bukan sekadar ditutup, melainkan dibongkar. Kami sudah minta Cipta Karya mengeluarkan surat perintah bongkar kepada Satpol PP. Kasihan warga, mereka terus menderita,” tegas Machmud.
Ia bahkan mengingatkan pernah terjadi insiden jatuhnya tembok bangunan yang menewaskan warga. “Kalau sudah ada korban jiwa, ini harus jadi peringatan serius. Tidak ada pilihan lain kecuali tutup dan bongkar,” tambahnya.
Sidak ini menegaskan bahwa masalah pencemaran lingkungan di Benowo bukan sekadar isu lokal. Kehadiran Bambang Haryo Soekartono dan Wawali Armuji memberi sinyal kuat bahwa pemerintah pusat hingga daerah akan menindaklanjuti tuntutan warga.
Armuji sendiri menegaskan bahwa pemerintah kota tidak akan tinggal diam. “Kami akan menindaklanjuti semua temuan di lapangan. Keselamatan warga tetap menjadi prioritas utama,” katanya singkat.
Warga berharap hasil sidak ini berujung pada tindakan nyata. “Kami sudah terlalu lama menderita. Bau menyengat setiap hari, anak-anak sering batuk, tolong pabrik ini ditutup,” teriak seorang warga dalam aksi demonstrasi.