Thejatim – KOPRI Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (Kopri PMII) Komisariat UIN Sunan Ampel Surabaya lakukan kolaborasi dengan Jaringan Aktivis Demokrasi Indonesia (JAKDI) dan Jaringan Masyarakat Indonesia Raya (JARI RAYA) dalam rangka talkshow demokrasi yang bertemakan: “Politik Ideal Ala Anak Muda Dalam Menyongsong Pemilu 2024“.
Acara yang digelar di warkop Mbah Cokro Jl. Prapen no. 6 ini dihadiri oleh mahasiswa dan aktivis yang berasal dari beberapa kampus yang ada di surabaya, pada hari senin (26/06/23).
Nur Lailatul Fitria, mengatakan bahwa acara talkshow demokrasi ini merupakan salah satu ikhtiyar sahabat-sahabat kopri untuk menunjukkan bahwa Kopri PMII UINSA hari ini tidak hanya berbicara soal kesetaraan gender, dan emansipasi perempuan saja, tetapi harus mampu berbicara tentang politik dan bagaimana mengahadapi pesta demokrasi di 2024 nanti.
“Saya sebagai ketua Kopri PMII Komisariat UINSA tidak hanya ingin berbicara tentang kesetaraan gender dan emansipasi perempuan saja, tetapi Kopri hari ini mampu berbicara tentang politik dan menghadapi pesta demokrasi/pemilu 2024 nanti,” katanya jelas.
Ery Mahmudi, Sekjen JAKDI dalam sebutannya menyampaikan acara ini merupakan salah satu cara bagaimana menghidupkan pola pikir kritis anak muda dalam berpolitik, agar tidak mudah terprovokasi dan mudah dipolarisasi dengan berbagai macam politik identitas saat ini serta memastikan bahwa dirinya tercantum sebagai peserta Pemilu.
“Harapan saya, sebagai Sekjen JAKDI Pemilu itu biarkan menjadi pertarungannya para kandidat. Pemuda sambil memastikan namanya tercantum dalam daftar pemilih. Peran seorang mahasiswa, pemuda dan aktivis adalah justru pasca pemilu, yakni untuk mengawasi pemerintahan hasil pemilu.” ungkapnya.
Fajar Wahyu Gumelar, ketua DPD JARI RAYA JATIM, dalam sambutannya mengatakan bahwa adanya kolaborasi ini bisa menumbuhkan pemikiran anak muda dalam berpolitik dan bagaimana menghadapi politik identitas bagi kaum muda saat ini.
“Dengan adanya acara yang seperti ini saya berharap muda hari ini bisa lebih cermat dalam berpolitik dan tidak terjebak dalam politik identitas,” tutupnya. (SA)