Jumat, 20 Juni 2025
Image Slider

Kerja Sama UNESA dan Yayasan Al-Chusnaini dalam Peningkatan Pendidikan Inklusif Berbasis Teknologi

Thejatim.com. Sidoarjo – Dalam rangka meningkatkan aksesibilitas pendidikan bagi anak-anak berkebutuhan khusus, Tim PKM dari UNESA bersama Yayasan Al-Chusnaini Sidoarjo menggelar kegiatan peningkatan pemahaman pendidikan inklusif dan penggunaan teknologi asistif. Kegiatan ini bertujuan untuk memperkuat komitmen dan kapasitas pendidik serta tenaga kependidikan dalam mengimplementasikan pendidikan yang ramah dan inklusif bagi semua peserta didik.

Dalam kesempatan tersebut, Kepala Pusat Pengabdian kepada Masyarakat (PKM) UNESA, Andhega Wijaya, S.Pd.Jas., M.Or, memberikan sambutan yang menegaskan peran strategis dosen dalam melaksanakan tridharma perguruan tinggi. Beliau menjelaskan bahwa tugas utama dosen tidak hanya terbatas pada kegiatan pengajaran, tetapi juga meliputi penelitian dan pengabdian kepada masyarakat sebagai satu kesatuan yang saling mendukung.

ADVERTISIMENT

Selain itu ketua Tim PKM, Achmad Kautsar, S.E., M.M. juga menyampaikan bahwa melalui sinergi antara pengajaran, penelitian, dan pengabdian, dosen diharapkan dapat menghasilkan karya dan inovasi yang bermanfaat langsung bagi perkembangan pendidikan dan peningkatan kesejahteraan Masyarakat yang harus terus dikembangkan secara berkelanjutan

Baca Juga:  Pelatihan Pembuatan Modul Ajar Berdiferensiasi bagi Guru Sekolah Dasar

Pelatihan pertama disampaikan oleh Acep Ovel Novari Beny, M.Pd., yang membahas secara komprehensif tentang konsep dan kebijakan pendidikan inklusif. Dalam pemaparannya, Ovel menekankan pentingnya pemahaman prinsip-prinsip inklusivitas yang mengedepankan penghargaan terhadap keberagaman peserta didik serta perlunya penyesuaian sistem pendidikan agar dapat memenuhi kebutuhan setiap individu.

Lebih lanjut, Bapak Ovel menjelaskan berbagai regulasi dan kebijakan pemerintah yang mendukung pelaksanaan pendidikan inklusif, termasuk Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan yang relevan. Ia juga menggarisbawahi pentingnya peran guru sebagai agen perubahan yang harus memiliki sikap inklusif serta kompetensi untuk mengelola keberagaman di dalam kelas.

Selanjutnya, materi kedua yang dibawakan oleh Hirnanda Dimas Pradana, M.Pd., fokus pada teknologi asistif sebagai salah satu solusi inovatif untuk menunjang proses pembelajaran anak berkebutuhan khusus.

Baca Juga:  Sosialisasi 4 Pilar MPR RI: Anwar Sadad Tekankan Persatuan dan Kebangsaan

Hirnanda menjelaskan berbagai jenis teknologi asistif yang dapat digunakan, mulai dari perangkat lunak hingga alat bantu fisik, yang mampu mempermudah akses dan meningkatkan efektivitas pembelajaran.

Bapak Dimas menguraikan contoh teknologi asistif mulai dari perangkat lunak pendukung seperti aplikasi pembaca layar, alat bantu komunikasi alternatif dan augmentatif, hingga perangkat keras seperti kursi roda, alat bantu pendengaran, dan teknologi sensorik.

Selain itu, beliau menekankan pentingnya pemilihan teknologi asistif yang tepat sesuai dengan kebutuhan individual siswa serta bagaimana integrasi teknologi ini dapat meningkatkan partisipasi dan kemandirian siswa dalam pembelajaran.

Kegiatan pelatihan juga mengedepankan partisipasi aktif dari para guru dan tenaga pendidik. Para peserta diberikan kesempatan untuk melakukan praktik langsung penggunaan teknologi asistif serta simulasi penerapan metode pendidikan inklusif di kelas. Melalui pendekatan pembelajaran yang interaktif ini, para guru dapat lebih memahami secara nyata bagaimana mengakomodasi kebutuhan siswa berkebutuhan khusus dengan berbagai alat dan strategi yang efektif.

Baca Juga:  Tim PKM S1 Manajemen UNESA Menyelenggarakan Pelatihan Psychological WellBeing untuk Pelaku UMKM Kelompok Sekoper Desa Dooro Gresik

Proses pelatihan yang melibatkan diskusi serta praktik langsung ini diharapkan mampu memperkuat kompetensi guru dalam menciptakan lingkungan belajar yang inklusif dan mendukung keberagaman peserta didik. Sebagai bentuk komitmen bersama, kegiatan ini juga diwarnai dengan penandatanganan kerja sama antara Yayasan Al-Chusnaini. Kerja sama ini diharapkan dapat memperkuat sinergi dalam mengembangkan pendidikan inklusif dan pemanfaatan teknologi asistif secara lebih luas dan berkelanjutan.

Kegiatan peningkatan pemahaman pendidikan inklusif dan teknologi asistif ini menjadi langkah strategis Yayasan Al-Chusnaini dalam mewujudkan pendidikan yang tidak meninggalkan siapapun dan memberikan kesempatan yang setara bagi seluruh anak untuk berkembang optimal.

ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Populer
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Terkait
ADVERTISEMENT