TheJatim.com — Komisi A DPRD Kota Surabaya mendorong pemerintah kota untuk mempercepat revitalisasi Taman Baca Masyarakat (TBM) sebagai langkah nyata meningkatkan minat baca warga. Upaya ini sejalan dengan target dalam RPJMD Surabaya yang menargetkan keberadaan 530 TBM aktif di seluruh wilayah kota.
Anggota Komisi A DPRD Surabaya, Azhar Kahfi, menyebutkan bahwa dari ratusan TBM yang direncanakan, baru sekitar 130 TBM yang aktif setiap hari. Sisanya belum optimal karena kendala sarana dan minimnya tenaga pengelola.
“Sebagian TBM belum bisa aktif setiap hari karena terkendala infrastruktur dan keterbatasan petugas,” ujar Azhar, Kamis (16/10/2025).
Menurutnya, tahun 2026 akan menjadi momentum penting untuk mengaktifkan kembali TBM yang belum berfungsi maksimal. Komisi A juga memberikan masukan kepada Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Surabaya agar lebih selektif dalam merekrut petugas TBM.
“Petugas TBM harus punya komitmen kuat dalam mengawal taman bacanya. Ini bukan sekadar pekerjaan administratif, tapi misi literasi,” tegasnya.
Komisi A juga akan melakukan evaluasi kinerja petugas TBM setiap tiga bulan sekali guna memastikan program berjalan efektif. Azhar menambahkan, dukungan dari kelurahan menjadi faktor penting agar petugas bisa fokus menjalankan tugas literasi tanpa dibebani urusan administrasi warga.
“Sering kali petugas TBM juga diberi tugas tambahan di kelurahan. Ini membuat mereka sulit fokus pada kegiatan membaca dan pembinaan masyarakat,” jelas legislator dari Partai Gerindra itu.
DPRD Surabaya berencana menyampaikan rekomendasi kepada camat dan lurah agar petugas TBM diberi ruang kerja yang lebih fokus dalam mengkampanyekan minat baca. Azhar pun mengapresiasi Dispusip Kota Surabaya yang terus menorehkan prestasi nasional dalam bidang kearsipan dan literasi masyarakat.
Ia juga menyinggung bahwa 20 persen anggaran pendidikan Kota Surabaya turut dialokasikan untuk pengembangan TBM, termasuk peningkatan fasilitas dan sosialisasi literasi ke warga.
Meski begitu, rencana digitalisasi TBM dan perpustakaan masih terkendala karena anggaran tambahan yang dibutuhkan masih bergantung pada dukungan pemerintah pusat.
“Kita punya 219 petugas TBM ditambah satu koordinator. Jumlah ini jelas belum mampu menangani seluruh 530 TBM yang ada,” ujarnya.
Azhar berharap, pada tahun 2027 mendatang, setiap TBM bisa memiliki satu petugas penuh waktu agar kegiatan membaca dan literasi di Surabaya semakin hidup.
“Kalau setiap TBM punya petugas tetap dan fasilitasnya memadai, literasi warga Surabaya pasti tumbuh lebih cepat,” pungkasnya.