TheJatim.com – Badan Riset dan Inovasi Daerah (BRIDA) Jawa Timur mendapat dorongan kuat untuk menghasilkan penelitian yang benar-benar berdampak pada masyarakat. Penambahan anggaran dalam Perubahan APBD (P-APBD) Jatim 2025 disebut menjadi momentum penting bagi BRIDA agar lebih fokus pada riset solutif dan relevan.
Anggota Komisi A DPRD Jatim, Yordan Batara Goa, menegaskan riset BRIDA harus menyentuh persoalan riil, terutama kemiskinan dan ketimpangan ekonomi.
“Kita ingin anggaran riset ini benar-benar digunakan untuk penelitian yang berdampak nyata. Bukan sekadar publikasi, tapi solusi. Dampaknya? Kesejahteraan masyarakat Jawa Timur harus meningkat dan lebih merata,” ujar Yordan, Senin (15/9/2025).
Politisi PDI Perjuangan asal Surabaya itu menambahkan, BRIDA saat ini tengah menyiapkan Rancangan Peraturan Daerah (Raperda) tentang Inovasi Daerah. Regulasi ini dinilai penting agar hasil riset tidak hanya berhenti di atas kertas, melainkan menjadi pijakan kebijakan berbasis bukti.
“Kami mendorong agar perda ini bukan hanya soal inovasi, tapi juga riset. BRIDA harus makin progresif, makin berani menghasilkan penelitian yang bisa diadopsi oleh pemerintah daerah untuk memperbaiki kondisi ekonomi masyarakat,” tambahnya.
Yordan juga menekankan pentingnya penelitian yang menyasar isu strategis, seperti pengentasan kemiskinan dan penguatan ekonomi lokal. Ia berharap hasil riset BRIDA dapat ditindaklanjuti pemerintah kabupaten/kota sebagai dasar pengambilan kebijakan.
Dalam struktur PAPBD 2025, pagu anggaran BRIDA naik dari Rp31,405 miliar menjadi Rp33,188 miliar atau bertambah Rp1,782 miliar. Pergeseran ini disebut sebagai komitmen pemerintah provinsi dalam mengalihkan fokus dari belanja rutin menuju penguatan riset dan inovasi.
Selain itu, Komisi A DPRD Jatim juga merekomendasikan tambahan Rp500 juta untuk kajian pendirian usaha berbasis inovasi IPTEK, termasuk analisis serta penilaian terhadap hasil riset unggulan.
“Inilah yang kami dorong: kebijakan berbasis riset. Kami sangat mengandalkan BRIDA,” pungkas Yordan.