Jumat, 7 November 2025
Image Slider

Komisi C DPRD Surabaya Ingatkan Pemkot Tangani Drainase Secara Serius

TheJatim.com – Hujan deras yang mengguyur Kota Surabaya beberapa hari terakhir kembali memunculkan genangan di sejumlah titik. Kondisi ini menjadi perhatian serius Komisi C DPRD Surabaya, yang menilai pemerintah kota harus segera memperkuat sistem drainase sebelum puncak musim hujan tiba.

Anggota Komisi C DPRD Surabaya, Achmad Nurdjayanto, menilai genangan kali ini lebih parah dibanding awal tahun. Ia menyebut, situasi ini menjadi alarm bagi Dinas Sumber Daya Air dan Bina Marga (DSDABM) agar segera melakukan evaluasi besar-besaran terhadap seluruh saluran air di Surabaya.

“Ini warning bagi kesiapan Pemkot, khususnya dalam penanganan drainase di awal musim penghujan,” ujarnya, Senin (3/11/2025).

Politisi Golkar itu menegaskan, pemerintah tidak boleh menunggu banjir datang. Semua sumbatan dan saluran air yang rusak harus segera dibersihkan agar genangan tidak semakin meluas.

Baca Juga:  Kendalikan Potensi Kemacetan, Dishub Surabaya Kaji Kenaikan Tarif Parkir On Street

“Sumbatan di titik-titik genangan harus segera dinormalisasi. Saya lihat hujan kali ini dampaknya lebih besar dibanding sebelumnya,” katanya.

Achmad menyoroti kawasan Asemrowo di Surabaya Barat yang masih menjadi langganan banjir setiap kali hujan deras. Menurutnya, karakteristik wilayah tersebut yang jauh dari sungai utama menuntut sistem pembuangan air yang benar-benar lancar dan bebas hambatan.

“Normalisasi harus menyeluruh, mulai dari Tanjungsari, Simorejo Sari, Tambak Mayor, hingga Asem Mulya. Aliran airnya harus lancar,” tegasnya.

Ia juga mengkritik proyek drainase yang sudah dibangun namun tidak berfungsi maksimal. Salah satunya drainase di kawasan Asem Mulya, yang seharusnya menopang aliran primer agar genangan cepat surut.

Baca Juga:  Aksi Surabaya Bergerak “TOLAK SURABAYA WATERFRONT LAND”

“Jangan sampai kita bangun gorong-gorong mahal tapi perawatannya setengah hati,” ujarnya menyindir.

Tak hanya mengkritik, Achmad juga menawarkan solusi. Ia mengusulkan pembuatan drainase baru di sisi utara rel kereta api, terutama di kawasan Tambak Mayor, untuk membantu mengalirkan air dari wilayah padat ke jalur utama.

“Air dari Tambak Pring Barat dan Tambak Lumpang bisa dialirkan lurus di sepanjang rel KA, menembus crossing bawah tol hingga ke Jalan Raya Dupak,” jelasnya.

Dengan sistem tersebut, air hujan tidak perlu berbelok yang justru menambah beban di kawasan lain seperti Tambak Pring Timur dan Tambak Dalam.

Baca Juga:  SPM Merah Putih dan DPRD Bahas Gerakan Rakyat Pasca Agustus 2025

Selain drainase, Achmad juga menyoroti potensi bahaya pohon tumbang akibat hujan disertai angin kencang. Ia meminta agar Pemkot Surabaya melakukan pembersihan saluran dan perantingan pohon sejak dini.

“Pengawasan jangan hanya dilakukan dinas, tapi juga libatkan warga di tingkat RT, RW, hingga kelurahan,” pesannya.

Beberapa kawasan yang masih terpantau genangan antara lain Surabaya Timur, Asemrowo, Kalianak, dan Krembangan. Meski sebagian genangan cepat surut, ia menilai penanganan jangka panjang tetap diperlukan.

Achmad memastikan, Pemkot akan menambah anggaran perbaikan dan normalisasi drainase dalam RAPBD 2026–2027.

“Anggarannya malah ditambah, bukan dikurangi. Tapi saya titip, perawatannya jangan diabaikan. Kalau sudah dibangun tapi tidak dirawat, ya percuma,” pungkasnya.

ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Baca Juga
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Terbaru
ADVERTISEMENT