Sabtu, Juli 6, 2024

Museum NU Tambah Zona Khusus Jurnalis, Isfandiari: Kontribusi Mereka Tak Tergantikan

TheJatim.com Museum Nahdlatul Ulama (NU) sedang merencanakan pembangunan zona khusus untuk jurnalis. Zona ini diharapkan menjadi pusat informasi dan sejarah yang mendalam bagi para wartawan, terutama yang berafiliasi dengan NU.

Wakil Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Isfandiari Mahbub Djunaidi, mengungkapkan bahwa zona ini merupakan langkah penting untuk mempopulerkan kegiatan NU dan menyediakan informasi lebih luas kepada masyarakat.

“Jurnalis memiliki peran vital dalam mendokumentasikan dan menyebarkan kegiatan NU. Zona jurnalis ini akan menjadi sumber informasi utama,” kata Isfandiari saat ditemui di Museum NU, Rabu (3/7/2024).

Baca Juga:  22 Rekomendasi BPK Rampung, Wali Kota Eri Tindaklanjuti 76 Tunggakan Masa Lalu

Isfandiari menambahkan zona tersebut juga akan menghormati karya-karya jurnalis NU, termasuk karya ayahnya, Mahbub Djunaidi. Mahbub Djunaidi dikenal sebagai pemimpin redaksi wartawan Asia Pasifik pada zaman Ganefo, Ketua PWI pertama, dan deklarator PMII.

“Karya-karya Pak Mahbub dan jurnalis NU sangat bernilai dan harus dihargai,” lanjutnya.

Muhammad Kayis, pengurus Museum NU, menyatakan pembangunan zona jurnalis ini bertujuan untuk menarik minat wartawan masa kini dan menjadi sumber informasi yang kredibel mengenai sejarah dan kontribusi NU di Indonesia.

Baca Juga:  Khawatir Banjir Rob Kawasan Pesisir, Walikota Surabaya Siapkan Sarpras

“Sosok seperti Mahbub Djunaidi, dengan kontribusinya yang besar, menjadi figur penting bagi NU. Ia adalah penulis ulung dan Ketua PWI pertama,” jelas Kayis.

Kayis juga menekankan pentingnya pemberdayaan Museum NU. Menurutnya, museum ini bukan hanya penting bagi warga NU, tetapi juga untuk seluruh bangsa.

Ia berharap dengan berpusatnya media NU di museum ini, akan memberikan kontribusi besar bagi generasi mendatang.

Baca Juga:  Tertinggi Se-Madura, Donasi Palestina LAZISNU Sumenep Capai Rp315 Juta

“Museum ini adalah satu-satunya milik NU di Indonesia saat ini. Konsentrasi dan perhatian penuh dari PBNU diperlukan untuk mengembangkannya,” tegas Kayis.

ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Populer
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Terkait
ADVERTISEMENT