Minggu, 12 Oktober 2025
Image Slider

Pemkot Surabaya Catat Penghimpunan Zakat Terbesar Capai Rp4 Miliar Per Bulan

TheJatim.com – Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi, dinobatkan sebagai Kepala Daerah Pengumpul Zakat Terbanyak oleh Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Jawa Timur, Rabu (8/10/2025).

Penghargaan ini menjadi bukti nyata atas keberhasilan Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya dalam membangun budaya gotong royong dan profesionalisme pengelolaan zakat.

Kepala Bagian Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat (Bapemkesra) Kota Surabaya, Arief Boediarto, menyebut penghargaan tersebut lahir dari kerja kolektif antara birokrasi dan masyarakat. Ia menilai, kekuatan utama Surabaya terletak pada kemampuan menghimpun sekaligus menyalurkan dana zakat dengan cepat dan tepat sasaran.

“Penghargaan dari Baznas Jatim ini adalah cerminan konsistensi Pak Wali Kota dalam mendorong seluruh elemen, khususnya ASN Pemkot, untuk menunaikan kewajiban zakatnya melalui Baznas. Berkat gerakan ini, perolehan zakat kita stabil di angka Rp3 miliar hingga Rp4 miliar per bulan,” ujar Arief, Jumat (10/10/2025).

Baca Juga:  Banser Surabaya Dirikan Posko Aspirasi Demi Kebersamaan dan Persatuan

Capaian itu menempatkan Baznas Kota Surabaya sebagai salah satu pengumpul zakat terbesar di Indonesia. Mayoritas dana berasal dari zakat Aparatur Sipil Negara (ASN) Pemkot Surabaya yang rutin dipotong sebesar 2,5 persen dari penghasilan setiap bulan.

Menurut Arief, Eri Cahyadi meyakini zakat bukan sekadar kewajiban agama, tapi juga instrumen percepatan kesejahteraan sosial yang mampu mengurangi ketimpangan dan kemiskinan tanpa harus sepenuhnya bergantung pada APBD.

Salah satu keunggulan sistem zakat di Surabaya adalah sinkronisasi data antara Pemkot dan Baznas. Sinergi ini membuat penyaluran bantuan lebih terukur dan menyasar kelompok masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) yang terdaftar resmi di sistem data Pemkot.

Baca Juga:  IPPNU Jatim Gelar Hangout Media Demi Perkuat Dakwah Digital, Gandeng LTNNU

“Dengan basis data terpadu, setiap rupiah zakat bisa diarahkan secara efektif. Mulai dari bantuan fakir miskin, perbaikan Rumah Tidak Layak Huni (Rutilahu), hingga program gizi untuk menekan angka stunting,” jelas Arief.

Selain untuk pengentasan kemiskinan, dana zakat juga digunakan untuk mendukung program pendidikan dan peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM). Di antaranya beasiswa bagi anak kurang mampu, serta program Tebus Ijazah agar tidak ada pelajar Surabaya yang putus sekolah karena kendala administrasi.

Baca Juga:  Wali Kota Surabaya Susun "Kabinet Surabaya Berkah", Tuntut Kepala OPD Punya Target Jelas

Arief menambahkan, zakat juga berfungsi sebagai dana cepat tanggap sosial yang bisa langsung disalurkan ketika masyarakat membutuhkan bantuan mendesak.

“Jika ada warga yang perlu bantuan segera dan belum tercover mekanisme APBD, Baznas bisa langsung bergerak setelah berkoordinasi dengan Pemkot,” ungkapnya.

Kinerja cepat dan kolaboratif inilah yang membuat program zakat di Surabaya dinilai sukses dan berkelanjutan. Arief menegaskan, ke depan Baznas bersama Pemkot Surabaya berkomitmen meningkatkan taraf hidup masyarakat, mengurangi buta huruf, dan memperkuat ketakwaan umat.

“Surabaya membuktikan bahwa zakat bisa menjadi kekuatan ekonomi umat sekaligus solusi sosial yang nyata,” pungkasnya.

ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Populer
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Terbaru
ADVERTISEMENT