TheJatim. Surabaya – Peringati World Federation Trade Union (WFTU) ke-76 Tahun di tiap bulan Oktober, Federasi Serikat Buruh Kerakyatan Jawa Timur (FSBK-KASBI Jatim), lakukan orasi di depan Gedung Negara Grahadi, Surabaya, Kamis (14/10/2021).
FSBK-KASBI juga beraliansi itu dari beberapa kampus di Surabaya, yaitu Universitas Airlangga, Universitas Negeri Surabaya, dan Universitas Muhammadiyah Surabaya. “Oiya karena kami juga beraliansi itu dari kawan Unair, Unesa, dan Muhammadiyah ya yang artinya itu suara mahasiswa di Surabaya,” ujar Dianto, koordinator aksi KASBI.
Dianto mengungkapkan, aksinya tersebut sebenarnya bukan sebuah tuntutan, karena ini kami memperingati World Federation Trade Union, itu organisasi federasi Buruh Internasional. “Antara tanggal 3 Oktober itu kan lahirnya WFTU secara Internasional. Jadi sudah 76 tahun, kelahiran organisasi tersebut. Kami sebagai bagian dari WFTU memperingati,” katanya.
Ia menyebutkan, pihaknya yang selalu dijalur pergerakan buruh, tetap sadar dan tidak akan pernah mundur menghadapi Pemerintah. “Kalau memang kita kelola dan kalkulasi, itu ada 17 tuntutan dari kami. Yang 7 secara internasional, yang 10 dari kita yang mana layak untuk disuarakan. Yaitu 10 tuntutan rakyat, salah satunya bidang pendidikan,” terangnya.
Ia juga mengatakan, pokok permasalahan yang paling lantang ditolak adalah Undang-undang Omnibus Law. “Karena dari kami sadar berorganisasi, UU pemerintah itu tidak pernah memihak buruh. Tidak memihak rakyat, Berarti lepas dari UUD 45,” tegasnya.
Dianto mencontohkan dibidang kesehatan, yang merupakan tanggung jawab Negara. Akan tetapi Pemerintah membuat isu lain, sehingga lahirlah BPJS. “Apa BPJS? Itu swasta. Ini yg kami sayangkan dari pimpinan-pimpinan kita,” kesalnya.
Ia juga menyebut, bahwa Pemerintah sudah lepas kendali dan melenceng dari Undang-undang 45 dan Pancasila. “Karena tidak mengacu pada UUD 45, apalagi pancasila. Jadi kita ga lepas dari itu. Pancasila kami pahami, dan kami suarakan hari ini,” pungkasnya.