Kamis, 31 Juli 2025
Image Slider

PGSD Unesa Tingkatkan Kompetensi Guru Pacitan melalui Pelatihan Desain Pembelajaran Berbasis Etnosains

Thejatim.com – Dosen Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Universitas Negeri Surabaya (Unesa) memberikan pelatihan desain pembelajaran berbasis etnosains melalui refleksi budaya lokal Kabupaten Pacitan. Kegiatan ini berlangsung pada hari Sabtu, 26 Juli 2025, bertempat di MAN Pacitan, dan diikuti oleh puluhan guru dari berbagai kecamatan di Kabupaten Pacitan.

Pelatihan ini bertujuan untuk meningkatkan kompetensi guru dalam merancang pembelajaran IPA yang mengintegrasikan nilai-nilai budaya lokal, Khususnya melalui pendekatan etnosains dimana pendekatan pembelajaran yang mengintegrasikan pengetahuan ilmiah dengan kearifan lokal dan budaya masyarakat. Dengan pendekatan ini, pembelajaran diharapkan menjadi lebih kontekstual, bermakna, serta mampu menumbuhkan kecintaan peserta didik terhadap budaya daerahnya.

ADVERTISIMENT
Baca Juga:  Kunjungan Ganjar Pranowo ke Surabaya, TheJatimDaily : Fakta atau Rekayasa Media dalam Menyajikan Kebenaran?

Kegiatan dibuka secara resmi oleh Asisten Bupati Kabupaten Pacitan Bapak Khemal Pandu Pratikna, yang dalam sambutannya menyampaikan apresiasi atas kontribusi dunia akademik dalam memperkuat ekosistem pendidikan. Ia menegaskan pentingnya pelibatan budaya lokal dalam pembelajaran sebagai sarana memperkuat identitas daerah. Menurutnya, guru memiliki peran strategis dalam menanamkan nilai-nilai budaya sejak dini melalui proses belajar mengajar yang kontekstual dan berbasis lingkungan sekitar.

Baca Juga:  Resmikan Kantor Baru, IKA UINSA Komitmen Mandiri dan Berdaya

“Melalui pelatihan ini, kami ingin mendorong guru-guru untuk mengembangkan pembelajaran IPA berbasis etnosains, dengan mengintegrasikan konsep-konsep ilmiah dengan kearifan lokal, sehingga budaya seperti tradisi Ceprotan, Batik Pacitan, dan Jaranan Plog menjadi sarana untuk memahami fenomena sains sekaligus melestarikan budaya daerah,” jelas Ivo Yuliana, M.Pd., Ketua Tim Penelitian. Para peserta tampak antusias mengikuti sesi pelatihan yang dikemas secara interaktif melalui diskusi, refleksi budaya, serta praktik penyusunan modul pembelajaran berbasis etnosains.

Salah satu peserta, Candra Bagus, M.Pd menyampaikan kesan positifnya terhadap kegiatan ini. “Pelatihan ini sangat membuka wawasan kami sebagai guru. Ternyata, budaya daerah seperti tradisi Ceprotan bisa menjadi sumber belajar yang sangat menarik. Anak-anak pasti akan lebih semangat belajar jika materi pelajaran dekat dengan kehidupan mereka,” ujarnya.

Baca Juga:  Wali Kota Tegaskan Pemkot Surabaya Siap Biayai Pendidikan Remaja Asal Penuhi Syarat

Pelatihan ini merupakan bagian dari program pengabdian kepada masyarakat yang dilakukan oleh dosen PGSD Unesa. Melalui kegiatan ini, diharapkan terjalin sinergi berkelanjutan antara perguruan tinggi dan masyarakat dalam memajukan pendidikan berbasis budaya lokal serta mendorong pelestarian nilai-nilai kearifan lokal di tengah masyarakat.

ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Populer
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Terkait
ADVERTISEMENT