Thejatim.com – Sabtu, 20 Juli 2024, dalam upaya memperkuat nilai-nilai gotong royong dan kolaborasi di kalangan guru dan siswa, PKM Universitas Negeri Surabaya baru-baru ini menggelar Pelatihan Pengembangan Gamifikasi Pembelajaran Untuk Penguatan Kegotongroyongan Kolaboratif. Sasaran PKM ini Guru SD di Gugus IV “Bajenta Harati” di Kota Palangkaraya. Pelatihan ini difokuskan untuk meningkatkan pemahaman dan keterampilan guru dalam merancang serta mengimplementasikan elemen gamifikasi, yang dapat mendorong kerjasama, kolaborasi, dan interaksi sosial dalam proses pembelajaran di Sekolah Dasar. Dengan menggunakan model pengembangan ADDIE (Analysis, Design, Development, Implementation, Evaluation), pelatihan ini memberikan pendekatan sistematis yang memungkinkan para guru untuk mengembangkan gamifikasi pembelajaran berbasis teknologi maupun non-digital. Metode blended learning yang diterapkan, menggabungkan pembelajaran luring dan daring, memberikan fleksibilitas dan efektivitas yang optimal bagi para peserta, memastikan bahwa semua guru dapat berpartisipasi secara maksimal.
Pelatihan ini mencakup berbagai materi yang dirancang untuk memberikan pemahaman menyeluruh mengenai konsep dan penerapan gamifikasi dalam pembelajaran. Beberapa topik utama yang dibahas meliputi: 1) Memberikan pemahaman dan keterampilan analisis konten P5 dimensi Kegotongroyongan. Materi kedua mengenai pelatihan model ADDIE atau model 5M sebagai prosedur pengembangan gamifikasi pembelajaran P5 dimensi Kegotongroyongan. Materi terakhir yaitu pendampingan proses pengembangan gamifikasi pembelajaran non-digital maupun digital konten Kegotongroyongan Fase A, B, dan C
Hasil dari pelatihan ini sangat positif, menunjukkan peningkatan signifikan dalam kemampuan guru untuk mengintegrasikan gamifikasi dalam pembelajaran. Dari hasil angket pelaksanaan PKM, tercatat 91,7% guru merasa terbantu dengan adanya pelatihan ini. Penilaian terhadap kesesuaian materi dengan kebutuhan guru mencapai 92,8%, cara penyampaian materi dinilai sebesar 94,2%, sementara tindak lanjut atas keluhan atau pertanyaan mendapat nilai 91,4%. Indikator peningkatan kompetensi profesional dan pedagogik mitra/peserta tercatat mencapai 93,5%. Peningkatan ini juga diharapkan berkontribusi pada tercapainya tujuan pendidikan nasional, dengan menciptakan lingkungan belajar yang lebih inklusif dan kolaboratif.
Pelatihan ini tidak hanya memperkuat kompetensi guru dalam penggunaan teknologi pendidikan, tetapi juga mendukung penguatan TPACK (Technological Pedagogical Content Knowledge), literasi digital, serta kemampuan analisis konten. Dengan keterampilan yang semakin meningkat ini, para guru di SD di Gugus IV Bajenta Harati diharapkan mampu menyediakan pembelajaran yang lebih inovatif, efektif, dan menyenangkan, sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik peserta didik. Kesuksesan pelatihan ini menandai langkah penting dalam mendukung transformasi pendidikan, sekaligus menjadi inspirasi bagi sekolah-sekolah lain untuk mengadopsi pendekatan gamifikasi sebagai salah satu strategi pembelajaran yang efektif dan menarik.