TheJatim.com – Suasana duka menyelimuti keluarga besar Dzurriyah Syaikhona Muhammad Kholil Bangkalan menyusul gelombang aksi unjuk rasa di berbagai daerah yang menelan korban jiwa. Para ulama dan pengasuh pondok pesantren di Bangkalan menggelar pertemuan di Ponpes Syaikhona Kholil, Kelurahan Demangan, Minggu (31/8/2025) sore, untuk menyerukan doa dan pesan kebangsaan.
KH Imam Buchori Cholil, pengasuh Ponpes Ibnu Cholil sekaligus perwakilan Dzurriyah Mbah Kholil, menyampaikan belasungkawa mendalam atas wafatnya Affan Kurniawan serta sejumlah korban lain dalam aksi demonstrasi sejak 29 Agustus lalu.
“Kami berduka mendalam. Sebagai dzurriyah Syaikhona Muhammad Kholil dan para pengasuh pesantren, kami menyerukan agar semua pihak menahan diri demi terciptanya kondusivitas di NKRI,” ujar KH Imam Buchori.
Doa Qunut Nazilah dan Ratib Syaikhona Kholil
Sebagai wujud kepedulian, para ulama mengimbau masyarakat, alumni pesantren, dan simpatisan di berbagai daerah untuk memperbanyak doa, khususnya membaca Qunut Nazilah dan Ratib Syaikhona Kholil. Langkah ini diyakini menjadi ikhtiar spiritual menjaga keselamatan bangsa.
Imbauan itu disampaikan bersama KH Jazuli Noor, pengasuh Ponpes Nurul Amanah sekaligus Syuriah PWNU Jawa Timur. Hadir pula sejumlah kyai sepuh seperti KH Syafik Rofii, KH Abd Kadir Rofi’i, KH Imron Fattah, KH Shotwan Tajul, KH Hasan Iroqi, KH Muadz Makki, dan KH Hasyim Asy’ari.
Seruan Kepada Pemerintah
Dalam pertemuan itu, para ulama juga menyampaikan pesan khusus kepada pemerintah. Mereka mendesak Presiden untuk mengakomodasi aspirasi masyarakat, melakukan reshuffle kabinet, serta menegakkan hukum secara adil tanpa pandang bulu.
“Kami percaya pemerintah bisa merespons aspirasi rakyat dengan sungguh-sungguh. Aspirasi ini bukan sekadar kritik, tetapi harapan agar bangsa tetap kuat dan bersatu,” tegas KH Imam Buchori.
Ajakan Persatuan
Dzurriyah Syaikhona Kholil mengingatkan bahwa Indonesia sedang menghadapi ujian besar. Menurut mereka, doa dan ikhtiar bersama adalah jalan menjaga persatuan.
“Semoga bangsa ini diselamatkan Allah, dijauhkan dari perpecahan, dan tetap kokoh sebagai NKRI,” pungkas KH Imam Buchori.