TheJatim.com – Dalam semangat memperingati Hari Sumpah Pemuda, Dewan Pimpinan Cabang Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (DPC GMNI) Surabaya menggelar diskusi bertajuk “Ngopi Marhaenis (NGOMEN): Refleksi Sumpah Pemuda, Ngomenin tentang 1 Tahun Pemerintahan Prabowo Gibran” di MAB Coffee, Surabaya, Selasa (28/10/2025) malam.
Kegiatan ini menghadirkan berbagai narasumber dari kalangan legislatif, eksekutif, dan aktivis muda. Mereka berdiskusi mengenai capaian, tantangan, dan evaluasi pemerintahan Prabowo Gibran setelah satu tahun berjalan.
Anggota DPRD Jawa Timur, Cahyo Harjo Prakoso, menilai kinerja pemerintahan nasional sejauh ini berjalan cukup baik. Namun, ia menekankan perlunya pembenahan pada sektor-sektor strategis agar hasilnya lebih terasa di masyarakat.
“Selama satu tahun ini cukup baik, tapi tetap perlu evaluasi pada lapangan pekerjaan, pendidikan, dan pengentasan kemiskinan. Di Jawa Timur, khususnya Surabaya, kami berkomitmen memperbaiki hal itu bersama masyarakat,” ujarnya.
Sementara itu, Mohammad Darry, perwakilan dari Eksekutif Kesbangpol Jawa Timur, menyoroti pentingnya perbaikan birokrasi sebagai langkah mendasar untuk memperkuat tata kelola pemerintahan.
“Capaian pemerintahan Prabowo Gibran tergolong positif, tapi sistem birokrasi perlu diperbaiki secara konsisten agar pemerintahan semakin efektif,” tegasnya.
Dari kalangan aktivis, Elni Nainggolan, aktivis perempuan yang turut hadir, mengapresiasi langkah GMNI Surabaya yang membuka ruang dialog publik secara terbuka. Menurutnya, semangat Sumpah Pemuda perlu dimaknai bukan hanya sebagai simbol nasionalisme, tapi juga keberanian untuk bersuara kritis terhadap kebijakan pemerintah.
“Saya mengapresiasi GMNI Surabaya yang mempertemukan pemerintah dan masyarakat dalam satu forum terbuka. Namun kita harus tetap kritis karena selama satu tahun pemerintahan Prabowo Gibran masih banyak hal yang perlu dievaluasi, terutama di bidang MBG, pendidikan, dan ekonomi,” katanya.
Acara Ngopi Marhaenis ditutup dengan refleksi dari Aulia Thariq Akbar, Ketua Bidang Politik GMNI Surabaya yang juga bertindak sebagai moderator. Ia menegaskan bahwa semangat pemuda harus terus menyala dalam mengawal jalannya pemerintahan.
“Semangat pemuda adalah energi bangsa. Kita tidak hanya memperingati Sumpah Pemuda, tapi juga memastikan aspirasi rakyat tetap hidup di meja kebijakan,” tutup Aulia.
Diskusi ini menjadi bukti bahwa ruang-ruang kritis di kalangan mahasiswa masih tumbuh subur di Surabaya. GMNI Surabaya berharap forum serupa dapat terus menjadi wadah bagi pemuda dalam menyalurkan gagasan dan mengawal arah kebijakan nasional.



