Selasa, Juli 2, 2024

Survei Terbaru: Konsumen Indonesia Sadar Data Pribadi, Ingin Transparansi Brand

Thejatim. Penggunaan data pribadi di platform digital telah menjadi isu yang seringkali membuat orang-orang Indonesia merasa “pasrah” dengan data mereka. Kebocoran data yang terjadi pada berbagai organisasi di negara ini semakin memperkuat kekhawatiran masyarakat.

Namun, di balik rasa pasrah tersebut, ternyata masyarakat Indonesia masih tetap peduli dan sadar akan pentingnya data pribadi mereka. Menariknya, survei terbaru dari Twilio menemukan fakta menarik bahwa konsumen Indonesia memiliki tingkat kesadaran tertinggi di Asia Pasifik terkait perlindungan data pribadi mereka.

Meskipun begitu, masyarakat Indonesia juga tergolong ramah dalam hal berbagi data pribadi. Mereka merasa nyaman untuk berbagi data dengan berbagai merek atau brand, asalkan ada jaminan transparansi dan kustomisasi yang memadai.

Hasil survei Twilio yang berjudul ‘The Consumer Data Revolution in Asia Pacific’ pada Kamis (08/06) menyebutkan bahwa sebanyak 68 persen konsumen di Indonesia setidaknya memiliki kesadaran akan penggunaan data oleh brand. Bahkan, 34 persen di antaranya memiliki pengetahuan mendalam tentang bagaimana brand menggunakan informasi atau data yang mereka berikan.

Studi yang sama juga menunjukkan bahwa sebagian besar masyarakat Indonesia memiliki kepercayaan dan kenyamanan dalam berbagi data pribadi kepada brand yang mereka gunakan, hal ini mereka lakukan demi pengalaman pelanggan yang lebih baik, termasuk personalisasi interaksi dengan brand.

Apa yang mendorong konsumen untuk berbagi data dengan brand?

Pengalaman positif dan kebijakan transparan menjadi dua faktor utama yang mendorong masyarakat Indonesia untuk berbagi data. Sebanyak 89 persen konsumen di Indonesia percaya bahwa personalisasi interaksi dengan brand akan meningkatkan nilai pengalaman pelanggan.

Karena itu, banyak dari mereka yang mempercayakan data pribadi mereka kepada platform yang mereka gunakan.

Lebih menariknya lagi, 52 persen pelanggan di Indonesia tidak keberatan untuk memberikan data demografi mereka, dan 49 persen juga bersedia membagikan riwayat pembelian mereka. Ini menunjukkan tingginya tingkat kepercayaan konsumen Indonesia dalam berbagi data dengan brand. Oleh karena itu, brand-brand perlu lebih transparan dan jujur terkait penggunaan data pengguna.

Siapa yang paling banyak meminta data pengguna?

Situs web resmi dan akun media sosial merupakan dua platform yang paling sering digunakan untuk berbagi data pribadi. Hasil survei ini menunjukkan bahwa 82 persen dan 59 persen konsumen Indonesia bersedia berbagi informasi melalui masing-masing media tersebut.

“Konsumen di Indonesia juga bersedia berbagi data pribadi dengan organisasi penyedia layanan finansial dan kesehatan,” tulis Twilio.

Meskipun masyarakat Indonesia merasa cukup terbuka dan nyaman saat berbagi data, mereka tetap menginginkan tingkat transparansi yang lebih tinggi dari brand-brand yang mereka percayai.

Menurut survei ini, 67 persen responden di Indonesia mengaku mempercayai brand yang jujur dan transparan dalam menerapkan kebijakan terkait data. Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia memiliki keinginan yang kuat terhadap transparansi dalam berbagi data, dan mereka mengharapkan brand-brand untuk lebih terbuka.

Dibandingkan dengan negara-negara lain di Asia Pasifik, konsumen Indonesia menempatkan nilai yang tinggi pada transparansi. Ini mengindikasikan bahwa kesadaran akan pentingnya perlindungan data dan privasi semakin meningkat di kalangan masyarakat Indonesia.

Untuk itu, brand-brand di Indonesia diharapkan dapat memberikan informasi yang jelas dan jujur mengenai bagaimana data pengguna mereka digunakan dan dilindungi. Dengan demikian, dapat terbentuk hubungan yang saling percaya antara konsumen dan brand, serta menjaga integritas dan privasi data pribadi masyarakat Indonesia. (kml)

ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Populer
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Terkait
ADVERTISEMENT