TheJatim.com – Tragedi tewasnya seorang pengamen yang nekat melompat ke Kali Jagir saat menghindari patroli Satpol PP, Minggu (24/8/2025), menuai respons serius dari DPRD Surabaya. Anggota Komisi A, Mohammad Saifuddin, menilai peristiwa itu menjadi momentum penting untuk evaluasi besar-besaran terhadap pola kerja Satpol PP.
“Saya mengucapkan bela sungkawa yang sedalam-dalamnya atas meninggalnya adik kita ini. Namun kita tidak bisa menyebutnya sekadar takdir, ada sebab dan akibat yang harus dipahami bersama,” ujar Bang Udin, sapaan akrabnya, Jumat (29/8/2025).
Politisi Demokrat itu menekankan perlunya perubahan pendekatan Satpol PP yang lebih humanis. Menurutnya, wajah aparat penegak perda tidak boleh lagi dipersepsikan garang, melainkan persuasif dan dekat dengan masyarakat.
“Evaluasi besar-besaran itu maksudnya bagaimana Satpol PP tidak menampilkan wajah garang, tapi sikap persuasif dan humanis. Satpol harus menjadi sahabat rakyat, bukan musuh rakyat,” tegas mantan aktivis PMII tersebut.
Bang Udin juga menyoroti akar persoalan anak jalanan dan pengamen yang kerap jadi sasaran penertiban. Menurutnya, keberadaan mereka tak lepas dari kurangnya perhatian pemerintah dalam menyediakan ruang dan lapangan pekerjaan layak.
“Tidak ada warga Surabaya yang bercita-cita menjadi anak jalanan. Mereka berada di jalan karena tidak diakomodasi oleh pemerintah,” katanya.
Ia mendesak agar Pemkot benar-benar hadir memberi alternatif kegiatan produktif, mulai dari program padat karya hingga penugasan sebagai satgas lingkungan. Dengan begitu, kelompok rentan punya kesibukan positif yang menjauhkan mereka dari jalanan.
“Kalau mereka sudah sibuk dengan kegiatan produktif, maka malamnya tidak akan lagi berada di jalan. Pemerintah harus hadir, terutama untuk rakyat kecil yang termarginalkan,” tandasnya.