Thejatim.com – Universitas Annuqayah Sumenep menggelar Rapat Senat Terbuka dan Wisuda ke-XXVII Program Sarjana dan Magister bulan Oktober 2025. Agenda ini digelar di Aula Asy-Syarqawi Pondok Pesantren Annuqayah, Guluk Guluk, Sumenep, Jawa Timur, Senin (27/10/2025).
Tercatat sejumlah 782 mahasiswa dan mahasiswi lulusan Universitas Annuqayah mengikuti Wisuda XXVII. Hadir dalam acara ini Masyaikh Pesantren Annuqayah, Pengasuh dan Ibu Nyai lingkungan Pesantren Annuqayah, Mitra Universitas Annuqayah, Pimpinan Perguruan Tinggi, dan ratusan wali mahasiswa.
Rektor Universitas Annuqayah, Dr KH Muhammad Hosnan, menyebutkan Universitas Annuqayah dalam perkembangannya telah melahirkan beberapa prestasi mahasiswa di kancah nasional dan internasional.
“Kami juga telah melaksanakan kegiatan-kegiatan internasional, seperti KKN di Sekolah Indonesia Makkah,” ujarnya saat sambutan pengarahan.
Sebab itu, ia menitipkan tiga pesan kepada lulusan Universitas Annuqayah. Pertama, Sarjana dan Magister lulusan Universitas Annuqayah yang lahir dari rahim pesantren harus memiliki kepercayaan diri.
“Saya berharap Anda memiliki kepercsayaan diri yang tinggi dengan status baru Anda. Jangan minder sebagai alumni sarjana dan magister di pesantren,” ungkapnya.
Ia menyebutkan, Pesantren Annuqayah adalah pesantren yang umurnya lebih tua dari Indonesia, yakni berdiri pada 1887 oleh KH Muhammad Syarqawi. “Maka sarjana Annuqayah adalah pemilik Indonesia, bahwa Anda adalah sarjana Annuqayah yang siap mengabdi kepada masyarakat dan mensejahterakan mereka,” katanya.
Kedua, tetaplah takzim dan memuliakan guru dan orang tua. Jangan lupakan masa berproses di Pesantren Annuqayah yang cukup lama. “Maka teruslah ingat pada guru Anda yang memberikan dan mengisi ilmu Anda dan sikap perilaku Anda, termasuk juga kepada kedua orang tua Anda,” tuturnya.
Ketiga, cintailah istri sebagaimana Anda mencintai diri sendiri dan keluarga. Tak cukup itu, lahirkanlah generasi-generasi baru yang akan turut mengibarkan bendera Annuqayah di masa-masa yang akan datang. “Sehingga 2045 generasi emas Indonesia akan terisi oleh manusia-manusia yang pernah hidup dan mengabdi di Annuqayah,” tegasnya.
Babak Baru Universitas Annuqayah
Kiai Hosnan memaparkan, kampus di Annuqayah atau Universitas Annuqayah, yang merupakan gabungan INSTIKA dan IST Annuqayah, telah mencapai babak baru. Menurutnya, proses penggabungan ini ternyata tidak mudah karena ada pergantian pemerintahan di tahun 2024.
“Maka dari itu, alhamdulillah, pada kamis yang lalu, proses penyatuan sudah memasuki babak final. Rekomendasi dari Direktorat Kelembagaan Dirjen Dikti dan rekomendasi dari Kemenag RI sudah kita terima. Hari ini tinggal menunggu keputusan Mendikti Saintek untuk penggabungan di PD Dikti,” katanya.
Ia berharap perkembangan institusi ini mendapatkan restu dan doa dari seluruh hadirin dan wali mahasiswa yang hadir. “Kami mohon doa dari bapak ibu sekalian proses ini bisa berjalan dengan mudah, lancar dan juga sukses,” harapnya.
4 Prodi Baru
Kiai Hosnan menerangkan, Universitas Annuqayah kini telah memiliki 19 Program studi. Rinciannya 11 prodi keagaaman dan 8 prodi non keagamaan. Terbaru, Universitas Annuqayah mengajukan pendirian 4 prodi baru, sehingga saat ini total membawahi 23 program studi.
“Kamis kemarin kita sudah disetujui pendirian program studi baru. Ada 4 prodi baru yang telah di SK oleh Mendikti Saintek,” ujarnya.
Ia menyebutkan alasan dididirikannya 4 program studi baru di Universitas Annuqayah. Pertama, Program Studi Kecerdasan Buatan (AI). Prodi ini jika melakukan pencarian di google, barangkali satu-satunya di perguruan tinggi swasta di Indonesia. “Prodi ini biasanya yang ada di perguruan tinggi negeri. Alhamdulillah wal hamduliilah,” katanya.
Kedua, Program Studi Sains Lingkungan. Dikatakan, prodi ini selaras dengan visi kampus Universitas Annuqayah yang merupakan kepanjangan dari visi Pesantren Annuqayah. Yakni, dikenal sebagai Green Pesantren atau pesantren hijau.
“Maka, berdirinya prodi ini menjadi niscaya untuk mengelaborasi capaian pondok pesantren dalam menjaga lingkungan dan melestarikan serta mengembangkannya,” ucapnya.
Ketiga, Program Studi Sastra Indonesia. Alasan pengajuan prodi tersebut menurutnya karena Pesantren Annuqayah terkenal sebagai pesantren literasi. “Yang sangat subur berdirinya teater di pondok pesantren. Dan kebetulan suhu dari sastra Indonesia ada di sini yaitu, Kiai M Faizi dan KH Muhammad Shalahuddin,” terangnya.
Keempat, Program Studi Hukum Bisnis. Pengusulan prodi ini karena Pesantren Annuqayah memiliki banyak unit usaha, baik internal maupun eksternal alumni, yang paling fenomenal adalah Kancakona. “Maka, penting untuk menanamkan di kalangan mahasiswa entrepreneurship,” pungkasnya.



