Kamis, 9 Oktober 2025
Image Slider

Wali Kota dan TP PKK Sibuk Pencitraan, Prostitusi Masih Marak di Surabaya

TheJatim.com — Dugaan praktik prostitusi di kawasan eks lokalisasi Moroseneng kembali mencuat. Anggota DPRD Kota Surabaya, Imam Syafi’i, dibuat geram setelah mendapati kegiatan prostitusi masih berlangsung secara terang-terangan saat melakukan inspeksi mendadak pada Minggu malam (5/10/2025).

Politisi Partai NasDem itu menyebut, di kawasan Sememi Jaya I dan II, dirinya bahkan sempat ditawari layanan esek-esek dengan tarif Rp200 ribu untuk dua kali kencan. Temuan ini menjadi bukti nyata bahwa penutupan lokalisasi yang dilakukan Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya selama ini hanya bersifat formalitas.

“Aparat Pemkot Surabaya seperti tutup mata. Moroseneng seolah dibiarkan hidup kembali. Saya curiga ada main mata antara pemilik wisma dan aparat wilayah,” tegas Imam seusai sidak.

Baca Juga:  DPRD Surabaya Tekankan Pentingnya Fasilitas dan Anggaran untuk NPCI

Imam menilai, kondisi ini merupakan ironi besar. Di sekitar area prostitusi, justru terdapat taman baca masyarakat, kantor bersama MUI, hingga rumah padat karya yang kini terbengkalai dan tak berfungsi sebagaimana mestinya.

“Fasilitas publik itu mati suri. Pamornya kalah jauh dengan rumah bordil. Ini bukti kegagalan Pemkot dalam melakukan revitalisasi kawasan Moroseneng,” ujar anggota Komisi D DPRD Surabaya tersebut.

Ia menyarankan agar aset eks wisma yang telah diakuisisi Pemkot dijual kembali, karena kondisinya kini tak ubahnya seperti rumah kosong yang tidak dimanfaatkan.

Temuan tersebut membuat Imam mendesak Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi untuk turun tangan secara langsung. Menurutnya, penertiban biasa tidak cukup. Pemerintah kota harus menutup total seluruh aktivitas prostitusi yang masih beroperasi di kawasan tersebut.

Baca Juga:  BHS Minta Puskesmas Tanggap Pencemaran Lingkungan, Akibat PT SJL

“Kasatpol PP, Lurah, dan Camat jangan pura-pura tidak tahu. Mereka harus bertanggung jawab penuh. Kalau ini masih berlanjut, Wali Kota wajib mengevaluasi dan mencopot pejabat terkait,” tegasnya.

Imam menilai, kembalinya aktivitas prostitusi di Moroseneng mencerminkan kegagalan sistemik Pemkot Surabaya dalam menuntaskan persoalan sosial. Ia juga mengingatkan agar janji penutupan total lokalisasi tidak hanya berhenti di spanduk, tetapi diwujudkan dalam pengawasan dan solusi yang nyata.

Politisi NasDem itu memastikan akan terus mengawal persoalan ini agar kawasan Moroseneng benar-benar bersih dari praktik prostitusi. Ia juga berharap Pemkot segera mengambil langkah konkret untuk memulihkan fungsi sosial dan moral masyarakat sekitar.

Baca Juga:  Wali Kota Pastikan Santri Asal Surabaya Korban Bangunan Ambruk Dirawat Intensif

“Wali Kota harusnya fokus menyelesaikan masalah kerakyatan seperti ini, bukan sibuk pencitraan. Moroseneng harus disterilkan total, jangan sampai jadi luka lama yang dibiarkan terbuka,” pungkas Imam.

Seperti yang diketahui, Eri Cahyadi setiap hari lebih fokus mengumumkan programnya yang baru dan belum ada progres yang signifikan. Tak ubahnya sang istri, Rini Indriyani yang menjabat sebagai Bunda Paud, Ketua TP PKK, Ketua Dharma Wanita Persatuan (DWP), dan Ketua Umum Gabungan Organisasi Wanita (GOW) Kota Surabaya dyang belum menampakkan manfaatnya bagi masyarakat umum Kota Pahlawan.

ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Populer
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Terbaru
ADVERTISEMENT