TheJatim.com – Polemik pembangunan Nook Cafe di kawasan Graha Famili, Kelurahan Babatan, Kecamatan Wiyung, Surabaya, memanas saat warga melayangkan protes keras kepada pengembang PT Sanggar Asri Sentosa (SAS). Mereka menilai kafe tersebut berdiri di atas lahan fasilitas umum (fasum) Boulevard Famili Selatan yang semestinya untuk kepentingan publik.
Aduan warga itu mencuat dalam rapat dengar pendapat (RDP) yang digelar Komisi A DPRD Surabaya, Selasa (1/10/2025). Hearing dipimpin Ketua Komisi A, Yona Bagus Widyatmoko, dan dihadiri perwakilan warga RT01–03 RW11, manajemen Graha Family, pengembang PT SAS, DPRKPP, bagian hukum Pemkot Surabaya, hingga camat dan lurah setempat.
“Keluhan warga berangkat dari dugaan pelanggaran Perwali Nomor 52 Tahun 2017, khususnya pasal 15 ayat 4. Replaning yang dilakukan pengembang semestinya mendapat persetujuan dua pertiga pemilik lahan, bukan sekadar dianggap dua pertiga warga,” jelas Yona.
Komisi A juga menemukan indikasi pelanggaran serius. PT SAS diduga telah membangun fisik Nook Cafe sejak Juni 2023, padahal izin baru diajukan September 2023 dan baru keluar pada Desember 2024.
“Artinya ada lebih dari setahun pembangunan berjalan tanpa izin,” tegas Wakil Ketua DPC Partai Gerindra itu.
DPRD Surabaya merekomendasikan penghentian sementara pembangunan. Dalam waktu tujuh hari, pihak terkait termasuk DPRKPP, kelurahan, kecamatan, RT/RW, serta warga akan duduk bersama dengan DPRD sebagai mediator.
“Tujuan kami jelas, mencari solusi terbaik agar kepentingan warga tetap terlindungi dan pengembang juga dapat bertindak sesuai aturan,” pungkas Yona.
