Thejatim — Forum Analisis Kebijakan dan Transparansi Anggaran (FAKTA) Foundation menggelar Focus Group Discussion (FGD) yang bertempat di Azmi Hotel Sumenep, Senin (15/07/24).
Acara yang bertajuk “Menakar Indikasi Kebocoran Pendapatan Asli Daerah” itu merupakan tindak lanjut dari gerakan audiensi dan kajian yang dilakukan dalam mengawal Pendapatan Asli Daerah (PAD) Sumenep.
Turut hadir dalam acara tersebut, Praktisi Anggaran FITRA Jatim, Sekretaris Badan Pendapatan Daerah, Direksi BPRS Bhakti Sumekar, dan seluruh Organisasi Kepemudaan se- Kabupaten Sumenep.
Presiden Fakta, Bukhari Muslim dalam sambutannya menuturkan, bahwa PAD Sumenep dalam lingkup Jawa Timur berada di peringkat 34 dari 38 Kabupaten dan Kota. Sedangkan di wilayah Madura, Sumenep berada di posisi paling bawah di antara empat kabupaten.
“Ini sangat miris, padahal APBD Sumenep tertinggi se-Madura, sedangkan PAD nya terendah se Madura,” ungkapnya.Bukhari juga menilai PAD yang minim perlu menjadi atensi yang serius dari pemerintah agar memaksimalkan kinerja dan upaya peningkatan.
“Maka dari itu, pemerintah melalui Bapenda (Badan Pendapatan Daerah, red) harus benar-benar serius mengawal ini,” ucapnya.
Di sisi lain, Sekretaris Bapenda A. Salaf Junaidi saat memaparkan materi mengakui bahwa indikasi kebocoran PAD Sumenep itu benar terjadi.
“Ini bisa dilihat dari tingkat kesadaran masyarakat tentang taat pajak juga masih bisa dikatakan rendah, hal demikian juga menjadi salah satu penyebab,” paparnya. (ruq)