Thejatim.com. Surabaya – Di tengah tantangan global saat ini, pendidikan dasar memiliki peran penting dalam membentuk pemahaman siswa tentang kehidupam keberlanjutan. Salah satu pendekatan yang semakin relevan adalah etnopedagogi kritis berkelanjutan, yang mengedepankan penguatan budaya lokal dengan mengintegrasikan tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs).
Etnopedagogi kritis berkelanjutan mengajak siswa untuk mengeksplorasi dan menghargai warisan budaya lokal, sembari mendorong siswa berpikir kritis tentang isu-isu sosial dan lingkungan yang dihadapi komunitas. Pengaitan pembelajaran dengan SDGs, pendidikan tidak hanya menjadi transfer ilmu, tetapi juga sebagai alat untuk memberdayakan siswa dalam menciptakan perubahan positif.
Di sekolah dasar, penerapan etnopedagogi ini dapat terlihat melalui berbagai proyek berbasis komunitas. Contohnya, siswa dapat terlibat dalam program penanaman pohon (SDGs 13: Penanganan Perubahan Iklim) yang tidak hanya mendidik siswa tentang ekosistem lokal tetapi juga mengajarkan pentingnya menjaga lingkungan. Proyek ini tidak hanya mengedukasi siswa tentang perubahan iklim tetapi juga membangkitkan rasa tanggung jawab terhadap lingkungan. Siswa belajar bahwa tindakan kecil dapat berkontribusi pada solusi global. Selain itu praktik nyata lain di sekolah misalnya, Sekolah menyelenggarakan festival budaya di mana siswa menampilkan seni, tarian, dan makanan tradisional (SDGs 4: Pendidikan Berkualitas). Selain itu, siswa juga membahas nilai-nilai keberlanjutan yang terkandung dalam budaya lokal. Festival ini mengembangkan pemahaman siswa tentang keberagaman budaya dan peran budaya dalam mencapai pendidikan yang berkualitas. Siswa belajar untuk menghargai warisan budaya dan melihat keterkaitan antara budaya dan keberlanjutan memberikan ruang bagi siswa untuk mengekspresikan identitas siswa sambil belajar tentang keberlanjutan dari perspektif budaya.
Contoh lain, Melalui diskusi kritis di kelas (SDGs 11: Kota dan Komunitas Berkelanjutan), siswa dapat menggali lebih dalam masalah yang dihadapi oleh masyarakat, seperti pencemaran atau hilangnya budaya lokal, dan mencari solusi Bersama yang dihubungkan dengan konteks berkelanjutan. Melalui diskusi ini, siswa dilatih untuk mengidentifikasi masalah dan menganalisis dampaknya, membekali mereka dengan keterampilan berpikir kritis yang penting untuk menjadi warga negara yang aktif dan bertanggung jawab. Pendekatan ini mengajarkan siswa bahwa pendidikan tidak terpisahkan dari konteks sosial dan lingkungan di mana siswa hidup.
Integrasi etnopedagogi kritis berkelanjutan dalam pendidikan dasar tidak hanya memperkaya kurikulum tetapi juga membekali siswa dengan keterampilan dan pengetahuan yang relevan untuk menghadapi tantangan global. Dengan memahami dan menghargai budaya mereka, siswa dapat menjadi agen perubahan di komunitas mereka dan berkontribusi pada pencapaian SDGs. Pendekatan ini mendorong siswa untuk tidak hanya belajar tentang dunia tetapi juga berpartisipasi aktif dalam menciptakan masa depan yang lebih berkelanjutan. Pendidikan dasar yang memadukan pengetahuan lokal dengan kesadaran global adalah langkah penting menuju masa depan yang lebih berkelanjutan. Melalui pendidikan berbasis etnopedagogi dapat membangun generasi yang lebih sadar, kritis, dan berkomitmen terhadap keberlanjutan.
Penulis : Dr. Ari Metalin Ika Puspita, S.Pd.SD., M.Pd. (Program Studi S1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Surabaya)