Rabu, 26 November 2025
Image Slider

PKM Pelatihan Pengembangan Rubrik Evaluasi untuk Guru SD di Kota Surabaya

Thejatim.com – Surabaya. Pengabdian Masyarakat pada tahun ini memberikan kesempatan melakukan kolaborasi dengan dua Perguruan Tinggi besar yang berada di Jawa Timur, yaitu Universitas Negeri Surabaya dengan Universitas Negeri Malang. hal ini terbentuknya tim Andhega Wijaya, S.Pd.Jas.,M.Or; Prof. Abdulrachman ST, M.Pd; Prof. M. E.  Winarno, M.Pd; Faridha Nurhayati, S.Pd., M.Kes; Mochamad Ridwan, S.Pd., M.Pd; Dwi Lorry Juniarisca, S.Pd., M.Ed; Nurrul Riyad Fadhli,M.Or; Dona Sandy Yudasmara,M.Or; dan Taufik.

Baca Juga:  APBD Perubahan 2024 Surabaya Naik Signifikan

Koloborasi ini dari berbagai maca bidang ilmu. Kolaborasi ini berkaitan dengan evaluasi dari pembelajaran yang notabanddnya diperuntukan untuk guru yang berada di Kota Surabaya, karena semakin kesini evaluasi pembelajaran diharapakan harus bisa mengetahui dari produk guru dan yang terpenting bagi tungkat siswa sudah layak atau berhasil dari pembelajaran tersebut.

Evaluasi pembelajaran ini sanga sinergik dengan kurikulu yang sedang berjalan yaitu kurikulum merdeka, kurikulum ini berbasis outcome yang mana guru dituntut untuk bisa menghasilkan dari anak didik yang sebenarnya.

Baca Juga:  Tingkatkan Inovasi Pembelajaran, TIM PKM FIP Gelar Pelatihan Penggunaan Game-Based Learning di SDN Nongkojajar 1 Pasuruan

Evaluasi pembelajaran pada kurikulum merdeka ini berbasis bagaimana cara menilai sikap, pengetahuan dan yang terakhir adalah ketrampilan. sehingga bisa dikatakan anak didik sekarang dituntut tidak hanya di ketrampulan dan pengetahuan, atau bisa diartikan dari kognitif ataupun psikomotor tetapi Afektif/ sikap yang secara utamnya, karena berkaitan dengan attitude sopan santun, etika, dan akhlaq yang menempel dari anak didik tersebut.

Baca Juga:  Gelar Operasi Yustisi, Pemkot Surabaya Sasar Pencuci dan Pembuang Jeroan Hewan Kurban di Sungai Kalimas

Semakin majunya teknologi diinternasional ini attitude semakin menipis, sehingga guru dituntut untuk mempertahankan Kembali lewat adanya pembelajaran yang berlangsung, yang menjadi slogan pemerintah belajar 9 tahun yang rencananya akan menjadi sampai 12 tahun, hal-hal yang berkaitan dengan khalayak kehidupan bisa berdampingan, tidak hanya mengutamakan dari orak kiri saja, sehingga keseimbangan itu ada.

*Advertorial

ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Baca Juga
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Terbaru
ADVERTISEMENT