Kamis, 9 Oktober 2025
Image Slider

Wali Kota Eri Minta Orang Tua Tak Gegabah Laporkan Guru ke Polisi

TheJatim.com – Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi angkat bicara soal tren maraknya laporan polisi terhadap guru. Ia mengajak para orang tua untuk menahan diri dan memilih jalur dialog dibanding buru-buru membawa masalah ke ranah hukum, terutama jika menyangkut hal-hal yang bersifat mendisiplinkan siswa.

Pernyataan itu disampaikan Eri saat membuka kegiatan Masa Orientasi Orang Tua (MOOT) bagi jenjang PAUD, SD, dan SMP se-Kota Surabaya di SMP Al-Hikmah, Minggu (20/7/2025). Acara tersebut digelar secara hybrid dan menjadi momentum untuk menguatkan peran keluarga, sekolah, dan lingkungan dalam membentuk karakter anak.

“Kalau guru hanya menegur atau mendisiplinkan anak, jangan langsung dilaporkan. Ajak bicara dulu. Cari tahu duduk persoalannya,” kata Eri di hadapan ratusan orang tua siswa.

Baca Juga:  Surat Edaran Rusunami Surabaya Tuai Kritik DPRD Soal Syarat Penghasilan

Eri menegaskan, guru dan orang tua sejatinya adalah mitra dalam mendidik anak. Maka, komunikasi yang terbuka dan pengertian dua arah sangat diperlukan untuk menghindari konflik yang tak perlu.

Namun ia juga menegaskan, jika terbukti ada kekerasan fisik atau tindakan yang melanggar hukum, tentu langkah hukum adalah pilihan yang sah. “Tapi kalau cuma soal disiplin atau salah paham, lebih baik diselesaikan dengan musyawarah. Jangan langsung emosi,” ujarnya.

Lebih lanjut, Eri memperkenalkan kembali konsep MPLS Ramah yang diusung Pemkot Surabaya dengan slogan: “Sekolahku adalah Rumahku, Guruku adalah Orang Tuaku.” Ia menyebut, filosofi itu tetap relevan sebagai pijakan moral pendidikan anak-anak di sekolah.

Baca Juga:  Dari Madura, Haji Muzakki Ajarkan Bisnis Berhati dan Membumi

Menurut Eri, guru adalah figur pengganti orang tua di sekolah, yang tak hanya mengajar tetapi juga mendidik. Karena itu, penting bagi orang tua untuk memperkuat kerja sama dengan sekolah, termasuk dalam hal pemberian disiplin berbasis kasih sayang.

“Kalau anak melakukan kesalahan, bukan hanya anaknya yang perlu dikoreksi, kita sebagai orang tua juga harus introspeksi. Mungkin ada pola asuh yang perlu kita perbaiki,” tegasnya.

Eri juga menyinggung beberapa persoalan sosial yang belakangan banyak melibatkan pelajar, seperti geng motor, miras, dan perundungan. Ia menyebut, semua itu bisa dicegah jika komunikasi antara orang tua dan sekolah berjalan baik, serta anak-anak merasa dilindungi dan diarahkan.

Baca Juga:  Kolaborasi Surabaya Tual, Perkuat Digitalisasi Birokrasi dan Potensi Daerah

Melalui kegiatan MOOT, Pemkot Surabaya ingin menekankan pentingnya pendidikan karakter yang dimulai dari rumah dan diperkuat oleh sekolah. Nilai-nilai agama, moral, dan kebangsaan dijadikan pondasi pembentukan akhlak anak-anak Surabaya sejak dini.

Dalam kegiatan tersebut, Pemkot juga menggandeng Satgas Kampung Pancasila dari Kecamatan Wonokromo untuk menyerahkan bantuan perlengkapan sekolah kepada anak-anak dari keluarga miskin, sebagai wujud kepedulian terhadap pemerataan akses pendidikan.

“Kalau orang tua dan guru bersatu, anak-anak kita bukan hanya akan tumbuh jadi pribadi yang cerdas, tapi juga punya hati dan semangat kebangsaan yang kuat,” pungkasnya.

ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Populer
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Terbaru
ADVERTISEMENT