Kamis, 9 Oktober 2025
Image Slider

9299 Warga Surabaya Padati Tugu Pahlawan Ucapkan Ikrar Bersama

TheJatim.com — Sebanyak 9.299 warga Kota Surabaya membacakan ikrar “Jogo Suroboyo Jogo Indonesia” di Halaman Tugu Pahlawan, Kamis (4/9/2025). Ikrar ini menjadi bentuk komitmen warga untuk menjaga keamanan, kebersamaan, dan keberlangsungan hidup rukun setelah adanya aksi anarkistis yang sempat mengganggu kota.

Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi menegaskan ikrar ini bukan sekadar ucapan, melainkan wujud nyata dari semangat gotong royong dan keberanian warga. Ia menekankan bahwa Surabaya adalah kota pahlawan yang sejak dulu dipertahankan dengan darah pejuang.

Baca Juga:  Cak YeBe Kurban 15 Sapi, Wartawan hingga Damkar Kebagian

“Surabaya ini adalah milik seluruh warganya. Maka kita semua harus menjaga bersama demi masa depan anak cucu kita,” tegas Eri.

Ia juga mengapresiasi keberanian warga Wonokromo dan Bubutan yang secara swadaya menjaga wilayahnya saat terjadi kerusuhan. Menurutnya, aksi itu menunjukkan jiwa pejuang masih mengalir dalam darah warga Surabaya.

Selain menjaga keamanan, Eri mendorong warga untuk kembali beraktivitas dan membangkitkan perekonomian. Ia mengajak pelaku usaha kecil, pemilik warung, hingga warkop agar tidak takut membuka kembali usahanya.

Baca Juga:  Sumarsih Tekankan Supremasi Hukum Dalam Penegakan Pelanggaran HAM Berat

“Ini waktunya kita bangkit. Surabaya harus terus hidup dan berkembang dengan semangat kebersamaan,” katanya.

Acara ikrar ini diinisiasi berbagai elemen masyarakat, mulai dari Karang Taruna, Pemuda Pusura, Cak Ning, Badan Eksekutif Mahasiswa, Pemuda Pancasila, Pramuka, Madas, Muhammadiyah, PCNU, Gojek, hingga Satgas Kampung Pancasila. Kehadiran beragam kelompok ini menegaskan bahwa menjaga Surabaya adalah tanggung jawab semua lapisan warga.

Dalam kesempatan itu, warga Surabaya menyampaikan lima ikrar utama:

1. Menjaga Surabaya tetap aman dan rukun dalam kebersamaan.

Baca Juga:  Gus Baha: Berbahagialah, Semua Sudah Diatur yang Kuasa

2. Menguatkan Surabaya sebagai jati diri warga dan masa depan kota.

3. Menyampaikan aspirasi secara kritis tanpa mudah terprovokasi.

4. Menolak segala bentuk kekerasan dan tindakan anarkistis.

5. Bersatu dalam harmoni dengan semangat tolong menolong antarwarga.

Eri Cahyadi menutup acara dengan pesan mendalam bahwa menjaga kota bukan sekadar tanggung jawab pemerintah, melainkan amanah bersama.

“Jangan sampai anak cucu kita merasakan hal yang sama. Mari kita jaga Surabaya dengan kasih sayang, layaknya orang tua menjaga anaknya,” pungkasnya.

ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Populer
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Terbaru
ADVERTISEMENT