TheJatim.com – Cuaca ekstrem yang melanda Surabaya dalam beberapa pekan terakhir membuat nelayan setempat mengalami kerugian besar. Kondisi ini mendapat perhatian serius dari Anggota Komisi C DPRD Jawa Timur, Fuad Bernardi, yang mendorong pemerintah segera menyalurkan bantuan untuk meringankan beban mereka.
Fuad menyampaikan hal tersebut usai bertemu dengan sejumlah Kelompok Usaha Bersama (KUB) dan kelompok nelayan di Surabaya. Menurutnya, pergantian musim dengan angin kencang membuat para nelayan tak berani melaut, padahal melaut adalah sumber utama mata pencaharian mereka.
“Jika nelayan tidak bisa melaut, bagaimana mereka bisa memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari? Situasi ini sangat mendesak dan butuh perhatian serius,” tegas politisi PDI Perjuangan itu, Kamis (11/9/2025)
Fuad yang berasal dari Daerah Pemilihan (Dapil) I Jawa Timur atau Kota Surabaya itu menilai, dukungan pemerintah, khususnya Pemerintah Provinsi Jawa Timur, sangat dibutuhkan. Bantuan berupa sembako atau paket makanan bisa menjadi penyambung hidup bagi nelayan di tengah keterpurukan akibat cuaca buruk.
“Saya tahu Ibu Gubernur sangat konsen memberi bantuan kepada masyarakat. Kami berharap nelayan Surabaya juga mendapatkan perhatian agar mereka tetap bisa bertahan di masa sulit,” ujarnya.
Selain masalah cuaca, para nelayan juga mengeluhkan praktik penangkapan ikan ilegal menggunakan cantrang oleh nelayan dari luar Surabaya. Padahal, alat tangkap tersebut sudah dilarang pemerintah.
Fuad pun mendesak Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Jawa Timur untuk berkoordinasi dengan Kepolisian Perairan dan Udara (Polairud) untuk melakukan pengawasan lebih ketat.
“Penggunaan cantrang harus diberantas. Jika tidak, nelayan lokal akan semakin terjepit,” tambahnya.
Ia berharap perhatian pemerintah tidak berhenti pada bantuan jangka pendek saja, tetapi juga menciptakan regulasi yang mengatur lalu lintas aktivitas nelayan agar semua pihak mendapat manfaat secara adil.
“Kalau ada tindakan nyata, saya yakin nelayan Surabaya bisa kembali produktif dan sejahtera,” tandasnya.



