TheJatim.com – Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi menegaskan tidak akan mengorbankan anggota tim media sosialnya, Hening Dzikrillah, demi kepentingan politik atau popularitas pribadi. Hal ini disampaikan Eri menanggapi viralnya video candaan Hening yang ramai diperbincangkan di media sosial.
“Saya tidak akan pernah membunuh karakter anak muda ketika mereka berbuat salah. Mbak Hening tidak akan saya korbankan demi popularitas, apalagi demi agenda politik orang-orang yang menyerang saya,” tegas Eri Cahyadi, Senin (3/11/2025).
Menurutnya, insiden tersebut terjadi karena kelalaian teknis saat siaran langsung di media sosial. Mikrofon yang tidak dimatikan membuat percakapan santai antara Hening dan rekannya terdengar publik.
Namun, Eri menyayangkan ada pihak yang memanfaatkan kesalahan itu untuk menggiring opini politik.
“Orang ini ingin mencari sesuatu. Saya tidak ingin karena politik, Mbak Hening jadi korban,” ujarnya.
Eri juga menilai reaksi berlebihan sebagian publik menunjukkan adanya upaya memelintir isu menjadi serangan politik.
“Ada yang menyarankan saya untuk mempidanakan Hening, tapi buat apa? Ada juga yang bilang ini settingan. Ya, silakan saja berpendapat,” katanya.
Wali kota yang akrab disapa Cak Eri itu menegaskan, media sosial miliknya tidak pernah digunakan untuk menyerang pihak lain.
“Saya tidak pernah membuat konten medsos untuk ngajak orang berantem,” ujarnya dengan nada tegas.
Eri menilai penyelesaian masalah seharusnya dilakukan lewat dialog langsung, bukan pencitraan di media sosial. Ia mencontohkan, saat mediasi dengan warga dan pihak sekolah Petra, ia sengaja meminta agar pertemuan tidak diliput.
“Sepuluh menit setelah musyawarah, masalah selesai. Karena tidak semua persoalan harus disebarkan di medsos,” jelasnya.
Lebih lanjut, Eri menilai serangan terhadap admin media sosialnya justru menjadi tanda bahwa kinerja Pemkot Surabaya membuat sebagian pihak tidak nyaman.
“Ketika ada orang ingin menjatuhkan kita, itu berarti dia merasa kita lebih baik daripada dia,” ujarnya.
Menurut Eri, menjaga semangat anak muda jauh lebih penting daripada meladeni tekanan politik. “Kalau anak muda dibunuh karakternya saat gagal, selesai. Tidak akan ada yang berani ambil risiko,” katanya.
Eri juga mengaku memahami tekanan yang dirasakan Hening. Karena itu, ia memintanya untuk sementara waktu menenangkan diri, tanpa perlu mengundurkan diri dari tim media sosial.
“Saya minta dia istirahat dulu, tapi tidak mundur. Yang penting dia mau memperbaiki diri,” ungkapnya.
Ia pun berpesan agar para senior tidak mematahkan semangat generasi muda hanya karena satu kesalahan.
“Saya minta tolong, jangan dibunuh karakter anak-anak muda itu. Kalau ada yang membicarakan kita di belakang, berarti dia tidak mampu,” tambahnya.
Di akhir pernyataannya, Eri mengingatkan bahwa kesalahan adalah bagian dari proses menuju kedewasaan.
“Setiap orang pasti pernah salah. Tapi keberanian untuk meminta maaf, itu yang membuat kita sempurna di mata masyarakat dan di hadapan Gusti Allah,” tutupnya.



