TheJatim.com – Pemerintah pusat kembali menyalurkan dana insentif fiskal bagi daerah yang berhasil menurunkan angka stunting. Namun, tahun ini Jawa Timur tidak menempati posisi teratas, sementara Kota Surabaya tidak masuk dalam daftar penerima insentif.
Kementerian Keuangan menetapkan total dana insentif sebesar Rp300 miliar melalui Keputusan Menteri Keuangan (KMK) Nomor 330 Tahun 2025 yang ditandatangani Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa pada 10 November 2025. Jumlah ini menurun dibandingkan tahun 2024 yang mencapai Rp775 miliar.
Selain nilainya yang berkurang, jumlah penerima insentif juga menurun drastis, dari 9 provinsi, 99 kabupaten, dan 22 kota pada 2024 menjadi hanya 3 provinsi, 38 kabupaten, dan 9 kota pada 2025. Adapun tiga provinsi yang berhasil meraih penghargaan tahun ini yaitu Sumatera Utara, Sulawesi Tengah, dan Sulawesi Selatan.
Dari tingkat kabupaten, terdapat sejumlah daerah di Jawa Timur seperti Bojonegoro, Jombang, Lumajang, Magetan, Malang, Mojokerto, Nganjuk, Pasuruan, dan Tuban yang berhasil meraih insentif. Namun, Surabaya yang selama ini dikenal cukup aktif menekan angka stunting tidak termasuk dalam daftar kota penerima.
Sembilan kota yang menerima insentif tersebut adalah Tebing Tinggi, Sukabumi, Blitar, Madiun, Mojokerto, Batu, Palu, Serang, dan Tangerang Selatan. Dari daftar ini, tidak ada satu pun kota besar di Jawa Timur selain Blitar dan Madiun yang mendapat apresiasi.
Menurut KMK 330/2025, dana insentif tersebut dialokasikan untuk mendukung pelaksanaan Peraturan Presiden Nomor 71 Tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting, dengan fokus pada program pendidikan, kesehatan, penyediaan air bersih, ketahanan pangan, hingga pengelolaan lingkungan.
Pemerintah berharap daerah penerima dapat memanfaatkan dana ini secara tepat sasaran agar penurunan stunting dapat dirasakan secara nyata oleh masyarakat. “Jika ada sisa dana, penggunaannya harus mengikuti ketentuan pengelolaan dana insentif fiskal sesuai peraturan yang berlaku,” tertulis dalam dokumen resmi Kementerian Keuangan.
Meski beberapa kabupaten di Jawa Timur berhasil menunjukkan kinerja positif, absennya Surabaya dan tidak menempelnya Jatim di posisi tiga besar nasional menjadi catatan tersendiri. Hal ini menunjukkan bahwa tantangan penanganan stunting di daerah masih memerlukan kerja nyata lintas sektor dan konsistensi program dari pemerintah daerah.



