TheJatim.com – DPC Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Kota Surabaya menggelar audiensi dengan BNN Kota Surabaya pada Senin (24/11/2025). Pertemuan ini menjadi tindak lanjut atas kasus penggerebekan di Jalan Kunti, yang membuat 15 siswa SMP dinyatakan positif narkoba. Kejadian itu memicu kekhawatiran serius tentang betapa rentannya pelajar terhadap peredaran gelap narkotika di lingkungan perkotaan.
Ketua DPC GMNI Surabaya, Alfito Rafif Amanda, mengatakan bahwa pertemuan dengan BNN ini dilakukan sebagai bentuk kepedulian organisasi terhadap meningkatnya ancaman narkoba di kalangan anak di bawah umur. Ia menilai kasus Jalan Kunti menjadi pengingat keras bahwa organisasi kepemudaan perlu terlibat lebih aktif dalam melindungi pelajar.
“Langkah ini kami ambil untuk membangun kerja sama dengan BNN Surabaya. Kami ingin memastikan kejadian serupa tidak terulang dan para pelajar mendapat perhatian khusus,” ujarnya.
Dalam audiensi tersebut, GMNI Surabaya mengajukan sejumlah program yang dirancang agar lebih menyentuh lingkungan pelajar dan keluarga. Usulan itu mencakup program rehabilitasi dan pendampingan siswa, sosialisasi dan edukasi di sekolah, pembentukan duta pelajar anti-narkoba, pendirian pos di kawasan rawan, tes urine berkala secara sampling, kampanye komunikasi publik, hingga advokasi kebijakan dan pemantauan berkelanjutan.
Kepala BNN Kota Surabaya, Kombes Pol Heru Prasetyo, menyambut positif inisiatif GMNI. Ia menegaskan bahwa BNN terus memperkuat upaya pencegahan penyalahgunaan narkoba, terutama di kalangan pelajar.
“BNN Surabaya berkomitmen memberikan perlindungan bagi anak di bawah umur. Kami sangat mengapresiasi GMNI yang ingin terlibat langsung dalam memerangi narkoba di kota ini,” tuturnya.
Audiensi ini menjadi langkah awal bagi kedua pihak untuk memperkuat kolaborasi, sekaligus membangun lingkungan belajar yang lebih aman, terarah, dan sehat bagi para pelajar Surabaya.



