TheJatim. Surabaya – Jembatan Bambu yang terletak di Ekowisata Mangrove, dibangun Pemerintah Kota Surabaya sejak bulan Mei 2018 sampai tahap 4 di pertengahan tahun 2019 lalu. Diketahui jembatan gantung tersebut dianggarakan sebesar Rp. 1,161 miliar.
Direktur Utama Intra Publik, berusaha melacak nama kontraktor pembangun jembatan bambu tersebut, akan tetapi tidak ditemukan. “Saya menyangsikan karena lacakan saya ternyata nama perusahaan sebagai pelaksana tidak ada di Lembaga Pengembangan Jasa Kontruksi (LPJK),” ujarnya, Sabtu (13/11/2021).
Menurutnya, jembatan bambu bermodel gantung itu, telah menjadi sorotan Inspektorat. “Dan sebenarnya kegiatan itu sudah menjadi temuan Inspektorat dan sudah melakukan pengembalian dana,” tuturnya.
AH. Thony, Wakil Ketua DPRD Kota Surabaya, meninjau langsung ke lokasi jembatan bambu. Pihaknya menyayangkan pembangunan jembatan, yang awalnya diharapkan akan menjadi spot wisata di pesisir timur dan menjadi tempat selfie yang menarik.
“Sayang kalau ini (jembatan bambu) dulunya sudah menjadi Kembang Lambe, atau dibicarakan banyak orang, kemudian banyak didatangi, hingga dikagumi. Kemudian sekarang mangkrak, ini tambah menjadi olok-olokan. Seolah-olah Pak Walikota dikira tidak bisa melestarikan kebaikan yang sudah dilakukan oleh walikota sebelumnya,” ujarnya.
Menurutnya, monumentasi yang dibuat waktu kepemimpinan Walikota Tri Rismaharini, memiliki kesan sangat artistik dan mempunyai daya tarik yang luar biasa. “Kami berharap, Pak Walikota Eri Cahyadi ini bisa nguri-uri, apa yang digagas oleh Bu Risma, supaya nanti itu bisa menjadi icon baru yang bisa dipertahankan,” tegasnya.
Politisi Partai Gerindra ini mengatakan, momen diakhir tahun ini merupakan momen yang tepat. Dikarenakan Pemerintah Kota dan DPRD Kota Surabaya sudah menetapkan APBD sebesar Rp. 10,3 Triliun, dimungkinkan untuk mendorong ekonomi masyarakat.
“Untuk momen tahun ini, ini momen yang cukup tepat, karena pandemi sudah pada level 1, dan kita sudah punya keberanian atau nyali dalam menetapkan APBD 10,3 Triliun, dan kemudian kalau itu tidak diikuti dengan upaya-upaya mendorong ekonomi masyarakat bisa bangkit, maka jelas, Pemkot tidak akan mencapai itu,” ucapnya.
Sekretaris DPC Partai Gerindra ini berharap, adanya revitalisasi dikawasan wisata mangrove, yang terletak di Kelurahan Wonorejo, Kecamatan Rungkut ini. “Supaya itu (jembatan bambu) bisa dipakai, maka perlu ada revitalisasi kawasan mangrove beserta infrastrukturnya. Termasuk memikirkan loncatan pembangunan Kota Surabaya itu, bisa dilakukan di mangrove ini,” tuturnya.
Di sisi lain, Wakil Walikota Surabaya, Armuji mengatakan, bahwa jembatan bambu tersebut ada kesalahan dari pihak kontraktor. Dan sudah diberikan tindakan tegas dari Pemkot Surabaya kepada kontraktor tersebut, pada pertengahan tahun 2019.
“Itu dari Pemerintah Kota ada kesalahan dari kontraktornya, kontraktornya pun sudah di blacklist dan tidak dibayar dari apa yang mereka kerjakan, karena speknya tidak memenuhi persyaratan. Oleh karena itu, Pemerintah Kota tidak dirugikan pada saat itu,” ujarnya, di rumah dinas.
Kata Cak Ji, sapaan hangatnya, belum ada rencana pembongkaran jembatan yang sudah mangkrak lebih dari dua tahun tersebut. “Oleh karena itu, kalau ada upaya membongkar kembali, memang belum ada (rencana). Kalau nanti ada pembangunan baru lagi, mungkin akan dibangun bukan dari bambu lagi, mungkin dari beton atau komposit, antara beton dan baja, supaya lebih kuat dan aman,” terangnya.
Menurutnya, pembangunan jembatan yang akan datang, akan ditinjau kembali spesifikasi dan akan ada ornamen bambu atau kayu. “Kalau pembungkusnya ada ornamen bambu atau kayu, itu sebagai ornamen bukan sebagai struktur. Insyaallah akan kita tinjau kembali, memang yang kalau dulu itu sebagai ornamen, bukan sebagai konstruksi,” pungkasnya.