TheJatim.com – Rencana pembangunan Rumah Sakit (RS) Surabaya Selatan resmi ditunda hingga tahun 2026. Keputusan ini dinilai sebagai langkah realistis di tengah tekanan keuangan daerah setelah adanya pemotongan dana Transfer ke Daerah (TKD) sebesar Rp730 miliar.
Wakil Ketua Komisi C Bidang Pembangunan DPRD Surabaya, Aning Rahmawati, menyebut langkah Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi untuk menunda pembangunan tersebut sudah tepat. Menurutnya, Pemkot sebaiknya lebih dulu memaksimalkan kinerja dua rumah sakit daerah yang telah beroperasi, yakni RSUD Surabaya Timur Eka Candrarini dan RSUD Bhakti Dharma Husada (BDH).
“Penundaan ini bukan pembatalan, tapi penyesuaian prioritas. Karena RS Surabaya Timur yang tadinya ditargetkan pendapatannya lebih dari Rp100 miliar, realisasinya hanya sekitar Rp20 miliar. Artinya, kontribusinya bagi warga belum maksimal,” ujar Aning kepada wartawan, Selasa (21/10/2025).
Aning menegaskan, Pemkot perlu memastikan kedua RSUD tersebut berjalan optimal sebelum membuka rumah sakit baru. Menurutnya, masih banyak sektor layanan yang perlu diperbaiki, termasuk peningkatan fasilitas, SDM, dan sistem manajemen pelayanan agar lebih efisien.
“Kalau RS Surabaya Timur sudah stabil dan BDH juga berkembang, barulah kita anggarkan RS Surabaya Selatan. Tapi tidak lewat utang, tetap murni dari APBD, hanya saja bukan di tahun 2026,” jelas politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu.
Aning yang juga anggota Badan Anggaran (Banggar) DPRD Surabaya menambahkan, hingga kini belum ada kesepakatan dengan Pemkot terkait skema pembangunan RS Surabaya Selatan. Beberapa opsi, seperti kerja sama dengan pihak ketiga atau sistem Build, Operate, Transfer (BOT), masih dalam tahap pembahasan.
“Baik di Komisi D maupun di Banggar, belum ada keputusan final. Kita akan bahas lebih matang agar tidak membebani fiskal daerah,” tegasnya.
Menurut Aning, kondisi keuangan daerah saat ini memang harus dikelola dengan penuh kehati-hatian. Dengan adanya pemotongan TKD, Pemkot perlu menyesuaikan arah pembangunan agar tetap berfokus pada program yang paling dibutuhkan masyarakat.
“Realistis saja. Dengan situasi fiskal seperti sekarang, sebaiknya fokus dulu memperkuat rumah sakit yang sudah ada dan infrastruktur dasar kota. Pembangunan RS Surabaya Selatan bisa dilakukan setelah kondisi anggaran membaik,” ujarnya.
Sebelumnya, Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi memastikan penundaan pembangunan RS Surabaya Selatan dilakukan untuk menjaga keseimbangan APBD. Pemkot kini memprioritaskan pembangunan infrastruktur jalan dan fasilitas publik yang dinilai lebih mendesak guna mendukung pergerakan ekonomi warga.