Rabu, 27 November 2024
Image Slider

Gus Baha: Berbahagialah, Semua Sudah Diatur yang Kuasa

Thejatim.com – Hujjatul Islam Imam Ghazali pernah mengingatkan: “Meski kamu ingin mengubah keadaan, namun harus sadar. Betapapun ingin kamu mengubah, tetap kalah dengan catatan yang ada di lauhul mahfudz. Harusnya kamu sadar, kamu itu siapa?”

Jadi banyak orang yang diampuni oleh Allah sebab husnudzan (berprasangka baik). Di dalam kitab Hilyatul Auliya banyak sekali disebutkan, tidak ada ibadah yang dibenci oleh setan seperti ibadah merasa bahagia sebagai orang mukmin (yang beriman) kepada Allah.

Nabi Sulaiman itu sulit digoda setan, meski istri dan kekuasaannya banyak. Sebab misalkan ketika paham bahasa dan pembicaraan burung, beliau langsung berkata:

اَلْحَمْدُ لِلهِ الَّذِيْ فَضَّلَنَا عَلَىٰ كَثِيْرٍ مِنْ عِبَادِهِ الْمُؤْمِنِيْنَ

Segala puji bagi Allah yang melebihkan kami dari kebanyakan hamba-hambanya yang beriman.” (QS. An-Naml: 15)

Baca Juga:  Pertarungan Politik Elektabilitas: Ganjar Pranowo di Mata Survei ChartaPolitica

Jadi, Nabi Sulaiman selalu mengucapkan syukur dengan apa yang telah diberikan Allah kepadanya, yang bahkan tidak dimiliki oleh para nabi yang lain.

Dalam kitab Hilyatul Auliya diceritakan, bahwa besok ada orang yang masuk surga paling akhir, berarti dia diridhai oleh Allah. Padahal dia orang terakhir yang masuk surga. Entah setelah berapa tahun di neraka, mungkin lebih dari 1000 tahun. 

Jadi, ketika akan dimasukkan ke surga, disuruh oleh Tuhan: “Masuklah ke surga, dosamu sudah aku ampuni.”

Dia pun menjawab begini: “Saya malu, saya tak punya amal.”

“Sudah masuk saja,” kata Allah.

“Ini Engkau (Tuhan) tidak sedang mengejek saya, kan?” katanya. Tuhan diajak bercanda.

Baca Juga:  Keutamaan Merayakan Maulid Nabi Muhammad SAW

تَسْتَهْزِئُ بِيْ وَاَنْتَ رَبُّ الْعَالَمِيْنَ

Masa Engkau Tuhan semesta alam mengajak saya bercanda.

Dia tidak percaya, sebab dianugerahi surga yang mewah padahal sudah di neraka ribuan tahun karena banyaknya dosa yang ia lakukan di dunia. Setelah mendapat surga yang mewah, dia pun menerima.

لَكَ هَذِهِ وَاَمْثَالُهَا

“Kamu ku surga beri ini dan semisalnya.” Untuk kedua kalinya dia masih belum percaya (menerima). “Yang benar saja, Tuhan tidak mengejek saya?”

Tuhan pun menjawab, “Aku tidak mengejekmu.”

وَلَكِنِّيْ مَا اَشَاءُ قَدِيْرٌ

“Tetapi Aku Maha Kuasa mewujudkan segala sesuatu yang Aku kehendaki.”

Setelah ia bisa menerima, lalu berkata begini:

يَا اللهُ لَقَدْ اَعْطَيْتَنِيْ مَا لَمْ تُعْطِ مِنَ الْعَالَمِيْنَ

Baca Juga:  Tim Bola Voli Putri Indonesia Siap Berjuang di Semifinal SEA Games 2023, Siapa Lawannya?

“Ya Allah, sungguh Engkau beri saya nikmat, tidak ada yang mendapatkan nikmat seperti saya dari seluruh penghuni alam.”

Padahal dia masuk surga paling akhir, tapi merasa orang yang paling mulia, tidak ada orang yang beruntung seperti dirinya.

Tuhan suka melihat orang keliru model begini, maksudnya orang kok begitu percaya diri bahwa dia orang yang paling beruntung.

Padahal surganya dia tentu kalah kelas dengan surganya sahabat Bilal dan Abu Bakar. Tapi perasaan dia, surganya adalah yang terbaik, itulah orang yang benar, maka kondisi seperti ini hakikatnya adalah yang terbaik, sebab sesuai dengan skenario Allah yang tercatat di lauhul mahfudz. Paham ya?

* Disadur dari pengajian KH Bahauddin Nursalim atau Gus Baha.

ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Populer
ADVERTISEMENT

Orang Bodoh Justru Kaya?!

ADVERTISEMENT
Terkait
ADVERTISEMENT