Jumat, 1 Agustus 2025
Image Slider

Kolaborasi UNESA–UBD: Cetak Peer Counselor Peduli Kesehatan Mental Mahasiswa Disabilitas

Thejatim.com – Universitas Negeri Surabaya (Unesa) melalui tim dosen dari Fakultas Ilmu Pendidikan menggelar pelatihan peer counseling secara langsung bagi mahasiswa Universitas Brunei Darussalam (UBD). Kegiatan ini digelar sebagai bagian dari program Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) yang berlangsung sepanjang Mei hingga September 2025 untuk perancangan program dan persiapan kegiatan PKM.

Sementara pelaksanaan program  sebanyak dua sesi.  Secara luring dilaksanakan tanggal 23 Juli 2025 di lingkungan kampus UBD dan secara online akan dilaksanakan pada bulan Agustus 2025.

ADVERTISIMENT

Pelatihan ini bertujuan memperkuat dukungan awal terhadap kesehatan mental mahasiswa, terutama mereka yang menyandang disabilitas. Dengan pendekatan edukatif dan partisipatif, seluruh rangkaian kegiatan dilaksanakan secara tatap muka, menandai komitmen Unesa untuk turut berperan aktif dalam isu kesehatan mental dan pendidikan inklusif di tingkat internasional.

Program ini muncul sebagai respons atas meningkatnya isu kesehatan mental di kalangan mahasiswa setelah pandemi. Sejumlah laporan menyebutkan adanya lonjakan kasus kecemasan, stres, bahkan menurunnya rasa percaya diri—termasuk di kalangan mahasiswa di Brunei Darussalam. Bagi mahasiswa disabilitas, tantangan tersebut bisa jadi lebih kompleks, mengingat terbatasnya akses layanan kesehatan mental yang ramah dan inklusif.

Baca Juga:  Sediakan ruang curhat bagi Anak, Dispendik Surabaya siapkan Klinik Sahabat

Di sinilah peer counseling hadir sebagai pendekatan yang lebih empatik dan mudah dijangkau. Pelatihan ini bukan untuk menggantikan peran profesional seperti psikolog, melainkan memberi bekal awal agar mahasiswa bisa saling membantu sebelum kondisi mental semakin memburuk. Pendekatan ini juga mendorong terciptanya budaya saling peduli di lingkungan kampus.

Kegiatan pelatihan ini dipimpin oleh Dr. Asieline Wahyu T.A., M.M. selaku ketua tim pelaksana. Beliau menuturkan bahwa pelatihan ini tidak hanya membekali mahasiswa dengan keterampilan dasar memberikan dukungan emosional, tetapi juga menumbuhkan kepekaan terhadap isu keberagaman dan disabilitas.

Tim dosen dari Prodi Bimbingan dan Konseling Unesa yang terlibat dalam program ini antara lain Dr. Evi Winingsih, Dr. Retno Tri Hariastuti, Dr. Elisabeth Christiana, Dr. Ari Khusumadewi, Muhamad Afifuddin Ghozali, S.Pd., M.Couns., Gr., dan dukungan dari mahasiswa S1 BK Unesa, Sankara Pramahadi Chueyra juga ikut serta dalam membantu selama proses pelatihan berlangsung.

Baca Juga:  Di Hari Terakhir, DPC PPP Pamekasan Daftarkan 45 Bacaleg, Optimis Pertahankan Kemenangan

Rangkaian program dimulai dari survei kebutuhan mahasiswa, penyusunan modul pelatihan, sosialisasi, hingga seleksi peserta. Pelatihan inti digelar dalam satu sesi tatap muka dan satu sesi secara daring, yang mencakup teori dasar peer counseling, praktik keterampilan, supervisi, serta diskusi kasus berdasarkan pengalaman nyata di lapangan.

Setelah pelatihan, para peserta diminta menjalani praktik peer counseling. Hasil praktik tersebut beserta supervisi dan catatan refleksi menjadi bagian dari evaluasi keberhasilan program.

Universitas Brunei Darussalam (UBD) sebagai mitra pelaksana memberikan dukungan penuh, termasuk dalam hal penyediaan fasilitas pelatihan, pendampingan mentor, hingga peluang untuk mengintegrasikan hasil program ke dalam kebijakan kampus. Bahkan, keterlibatan orang tua dan pihak luar juga menjadi bagian dari pendekatan agar dukungan terhadap mahasiswa tidak hanya berhenti di lingkungan akademik, tetapi juga untuk menjangkau keluarga dan masyarakat.

Baca Juga:  Pasang Rambu Laut, DPRD Surabaya Dorong Kolaborasi Pemerintah dengan Akademisi

Pelatihan ini ditargetkan menghasilkan berbagai luaran jangka panjang, mulai dari modul peer counseling, artikel ilmiah untuk forum internasional, hingga publikasi media sebagai dokumentasi dan diseminasi program. Bahkan, hak cipta untuk modul pelatihan juga tengah dipersiapkan, sebagai bentuk penghargaan atas inovasi yang dikembangkan.

Secara keseluruhan, pelatihan ini menjadi bukti nyata kontribusi Unesa dalam menciptakan lingkungan pendidikan yang sehat secara mental, inklusif, dan kolaboratif lintas negara. Inisiatif ini membuktikan bahwa perguruan tinggi mampu merancang intervensi sosial berbasis kebutuhan nyata, dengan pendekatan yang terukur dan berkelanjutan.

Ke depan, program serupa diharapkan bisa terus dikembangkan, direplikasi di kampus lain, serta memperluas jejaring kerja sama internasional dalam menjawab tantangan global di dunia pendidikan. Peer counseling bukan sekadar metode, tetapi simbol solidaritas antar mahasiswa dalam menghadapi dinamika zaman yang terus berkembang.

ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Populer
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Terkait
ADVERTISEMENT