Thejatim.com – Pada tanggal 27 Juli 2024, PKM Universitas Negeri Surabaya sukses menyelenggarakan pelatihan penyusunan program sekolah anti-bullying yang ditujukan bagi para kepala sekolah SD di Kecamatan Bendungan, Kabupaten Trenggalek. Pelatihan ini merupakan respons terhadap meningkatnya perhatian masyarakat dan media sosial terhadap kasus perundungan di lingkungan pendidikan, serta upaya nyata dalam menciptakan lingkungan sekolah yang aman dan ramah bagi siswa.
Menurut data dari Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) tahun 2021, terdapat 2.982 kasus kekerasan terhadap anak, dengan 157 di antaranya merupakan kasus bullying. Angka ini menunjukkan bahwa perundungan di sekolah masih menjadi masalah serius yang memerlukan penanganan khusus. Lembaga pendidikan, sebagai pencetak sumber daya manusia, diharapkan mampu menciptakan lingkungan yang mendukung perkembangan siswa, namun kenyataannya, kasus perundungan masih sering terjadi.
Pelatihan ini bertujuan membekali para kepala sekolah dengan pengetahuan dan keterampilan untuk mengembangkan program anti-bullying yang holistik. Dengan demikian, mereka dapat menciptakan lingkungan belajar yang tidak hanya aman dan nyaman tetapi juga mendukung perkembangan sosial dan emosional siswa.
Pelatihan ini dirancang dengan metode yang komprehensif, meliputi ceramah, tanya jawab, diskusi, pemberian tugas, dan latihan mandiri. Materi yang disampaikan mencakup:pengantar bahaya bullying, praktik-praktik baik dalam program sekolah anti-perundungan, serta penyusunan penyusunan program sekolah anti perundungan (bullying). Selain memberikan paparan materi secara konseptual, para peserta juga terlibat dalam pelatihan praktis . Peserta diberikan penugasan untuk merancang program anti-perundungan pendampingan dari fasilitator. Selama unjuk kerja, berikan umpan balik konstruktif kepada peserta untuk mengetahui sejauh mana pemahaman dan keterampilan mereka dalam mengimplementasikan program anti-perundungan (bullying).
Hasil dari pelatihan ini menunjukkan peningkatan yang signifikan dalam keterampilan para peserta. Sebelum mengikuti pelatihan, hasil pretest menunjukkan pemahaman guru terhadap perundungan sebesar 75,2%. Setelah pelatihan, pemahaman ini meningkat menjadi 80,5%, menunjukkan adanya peningkatan yang nyata dalam pengetahuan dan kesiapan para kepala sekolah untuk mengimplementasikan program anti-bullying di sekolah mereka. Evaluasi melalui angket pelatihan juga menunjukkan bahwa 93,5% peserta merasa terbantu dengan adanya pelatihan ini. Para peserta tidak hanya memperoleh keterampilan baru dalam merancang program anti-intimidasi yang efektif, tetapi juga mendapatkan wawasan tentang pentingnya menciptakan budaya sekolah yang inklusif dan suportif.
Pelatihan ini memberikan kontribusi positif dalam upaya menciptakan lingkungan belajar yang bebas dari bullying di tingkat sekolah dasar. Melalui pendekatan yang holistik dan partisipatif, diharapkan sekolah-sekolah di Kecamatan Bendungan dapat menjadi pelopor dalam menciptakan lingkungan pendidikan yang aman, inovatif, dan relevan dengan perkembangan zaman.