TheJatim.com – Masyarakat Pegiat Sejarah Islam Nusantara (MAPSINU) menegaskan pentingnya menjaga dan meneliti warisan budaya benda berupa nisan dan jirat kuno (pernisanan) sebagai bukti nyata peradaban Islam di Kota Surabaya.
Ketua MAPSINU, Nurul Yaqin, mengatakan pernisanan tidak hanya berfungsi sebagai penanda makam, tetapi juga menyimpan nilai sejarah, seni, dan spiritualitas Islam di masa lampau. “Melalui batu nisan, kita bisa membaca perjalanan Islam di Surabaya, mulai dari dakwah, ilmu pengetahuan, hingga akulturasi budaya lokal dengan nilai-nilai Islam,” ujarnya dalam keterangan pers yang diterima The Jatim, Minggu (26/10/2025).
Hasil kajian lapangan MAPSINU bersama sejumlah sejarawan dan arkeolog menemukan bahwa nisan-nisan kuno di kawasan Sunan Ampel, Botoputih, Pesarean Agung Kapasan, Makam Kawatan, hingga Makam Bungkul, menampilkan corak ukiran dan kaligrafi khas pesisir Jawa. Beberapa nisan bahkan memuat ayat Al-Qur’an dan nama tokoh penyebar Islam abad ke-15 hingga ke-18.
Menurut Yaqin, kehadiran nisan-nisan tersebut membuktikan bahwa pernisanan bukan sekadar penanda kematian, melainkan juga prasasti peradaban Islam di pesisir utara Jawa. “Pernisanan adalah arsip batu yang merekam nilai tauhid, ilmu, dan hubungan sosial masyarakat Muslim terdahulu,” tegasnya.
MAPSINU juga menyerukan agar pemerintah daerah, akademisi, dan masyarakat bersinergi dalam melindungi situs-situs bersejarah tersebut melalui:
1. Pendataan dan dokumentasi nisan kuno di wilayah Surabaya dan sekitarnya.
2. Konservasi situs makam bersejarah yang memiliki nilai budaya tinggi.
3. Penyusunan peta warisan peradaban Islam pesisir Jawa Timur sebagai dasar riset dan pendidikan publik.
Langkah ini diharapkan memperkuat posisi Surabaya sebagai kota penting dalam peta sejarah Islam Nusantara, sekaligus menjadi media edukatif bagi generasi muda. “Menjaga pernisanan berarti menjaga ingatan kolektif bangsa terhadap kejayaan peradaban Islam yang membentuk identitas Surabaya hari ini,” pungkas Yaqin.
Masyarakat Pegiat Sejarah Islam Nusantara (MAPSINU) merupakan komunitas lintas akademisi, peneliti, dan pemerhati sejarah budaya Islam yang berfokus pada pelestarian serta pengkajian sejarah Islam di Nusantara. MAPSINU berkomitmen memperkenalkan nilai-nilai peradaban Islam melalui riset, publikasi, dan kegiatan kebudayaan.



