TheJatim. Surabaya – Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Surabaya, sambut positif Instruksi Menteri Dalam Negeri 53/2021 tertanggal 18 Oktober 2021. Instruksi Mendagri tersebut, menyatakan Kota Surabaya berstatus Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level 1.
“Akhirnya Kota Surabaya masuk PPKM Level 1. Artinya penanganan pandemi Covid-19 yang melibatkan seluruh tenaga kesehatan, jajaran pemerintah, TNI, Polri, ormas, dan berbagai elemen masyarakat, berhasil dan efektif, di bawah kepemimpinan Wali Kota Eri Cahyadi dan Wawali Armuji,” ujarnya melalui sambungan telepon, Selasa (19/10/2021).
“Vaksinasi juga berjalan sangat masif, melampaui standar yang disyaratkan pemerintah pusat. Kita syukuri hasil positif ini,” imbuhnya.
Menurut Adi Sutarwijono yang akrab di sapa Awi, dengan turun ke PPKM Level 1, ada beberapa dampak positif yang mesti dikawal agar berimbas secara optimal ke masyarakat. Salah satunya kebijakan fiskal yang lebih ekspansif.
Pulihnya ekonomi akan berdampak pada pendapatan daerah, yang semuanya akan disalurkan kembali dalam berbagai program pembangunan, perlindungan sosial, dan pemberdayaan ekonomi. Tahun depan, APBD Surabaya direncanakan berkekuatan lebih dari Rp. 10 triliun, dan kini dalam pembahasan antara Pemkot dan DPRD.
“DPRD Surabaya mendorong kebijakan fiskal yang lebih ekspansif seiring mulai pulihnya kapasitas fiskal daerah. Pembangunan infrastruktur, perlindungan sosial, dan pemberdayaan ekonomi dari intervensi APBD harus lebih dipacu. Sehingga semuanya membentuk efek bola salju yang memulihkan ekonomi rakyat,” tegasnya.
Awi, yang juga Ketua DPC PDI Perjuangan Kota Surabaya ini mengatakan, penyesuaian pada sektor sosial termasuk pendidikan, juga harus dikawal. Pihaknya meminta Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya untuk mengawal dan memfasilitasi kesiapan sekolah dalam menjalankan pembelajaran tatap muka.
“Kalau ada aspek yang kurang di sekolah, bantu dan fasilitasi, sehingga sekolah siap, sehingga anak-anak kita segera back to school secara fisik. Ini penting unntuk meminimalisasi dampak kehilangan pengetahuan akibat pembelajaran jarak jauh yang penuh tantangan, timbulnya learning loss, yang akan sangat berbahaya bagi kompetensi generasi penerus bangsa,” paparnya.
Pimpinan DPRD Kota Surabaya ini menyatakan, hal yang terakhir untuk dikawal, tentunya dalam penyesuaian berbagai sektor ekonomi. Yang tentu semuanya itu akan mempercepat upaya pemulihan ekonomi di Kota Pahlawan.
“Akan ada banyak penyesuaian tentunya. Misalnya, sejumlah sektor usaha bisa beroperasi dengan peningkatan kapasitas pengunjung, yang semuanya telah diatur di Instruksi Mendagri. Tentu ini momentum pemulihan ekonomi,” pungkas Awi yang dahulu pernah menjadi wartawan.