TheJatim.com – Pemerintah Kota Surabaya kembali menegaskan komitmennya dalam menghadirkan pelayanan publik yang tidak hanya efisien, tapi juga menyentuh langsung kebutuhan masyarakat. Hingga pertengahan 2025, tercatat sebanyak 342 inovasi telah diluncurkan di berbagai sektor, dengan 32 di antaranya fokus pada peningkatan kesejahteraan sosial warga.
Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi menyebut, setiap inovasi harus memberi dampak nyata. Tidak sekadar mempercepat layanan, tapi juga menyentuh persoalan mendasar seperti kemiskinan, pengangguran, stunting, hingga ketimpangan ekonomi.
“Kalau inovasi tidak bisa menurunkan kemiskinan atau meningkatkan IPM, ya artinya belum menyelesaikan masalah. Kita butuh inovasi yang menyentuh hidup warga sehari-hari,” ujar Cak Eri, Senin (14/7/2025).
Pemkot Surabaya pun mendorong seluruh elemen, termasuk perangkat daerah hingga masyarakat umum, berpartisipasi lewat ajang tahunan Inovboyo 2025. Program ini tidak hanya menjadi panggung unjuk gagasan, tapi juga jadi tolok ukur sejauh mana Surabaya mampu menjadi kota inklusif yang dibangun bersama.
Menurut Cak Eri, keterlibatan anak muda menjadi kunci keberhasilan Kota Surabaya meraih predikat Kota Terinovatif versi Kementerian Dalam Negeri pada ajang Innovative Government Award (IGA) 2024.
“Saya percaya, anak muda Surabaya itu punya semangat dan kreativitas yang luar biasa. Makanya tahun ini pun, kita ajak mereka turun tangan lagi,” ujarnya.
Kepala Bappedalitbang Kota Surabaya, Irvan Wahyudrajad, menjelaskan bahwa Inovboyo 2025 mengusung tiga pilar. Yakni Demokratisasi Inovasi yang berarti semua warga dianggap sebagai inovator.
Kemudian, Ekonomi Sirkular inovasi ini untuk mendorong Surabaya jadi pelopor circular economy. Lalu, Teknologi Humanis, untuk memanfaatkan AI, IoT, dan big data untuk kesejahteraan manusia, bukan sekadar gaya-gayaan teknologi.
“Misalnya, AI yang bisa mendeteksi potensi banjir lewat aplikasi di HP warga. Bukan hanya canggih, tapi juga menyelamatkan,” kata Irvan.
32 inovasi sosial menonjol yang diciptakan perangkat daerah dan kecamatan di antaranya:
• FLASH (Dinsos): Respons cepat ambulans untuk warga.
• KOMPAK: Turunkan angka kemiskinan dan tingkatkan IPM.
• PUSAKA MANTRI: Penanganan masalah sosial kompleks.
• SIMPEL KB (DP3APPKB): Akses layanan Keluarga Berencana lebih mudah.
• SIAP PPAK!: Penanganan terpadu kasus perempuan dan anak.
• Dapur Umum Sawahan: Jaminan makan layak bagi lansia dan difabel.
• RUMAH KAMU (Mulyorejo): Ruang aman bagi anak-anak.
• PARKUSDIWA: Parkir khusus disabilitas dan perempuan.
• Relawan Tanpo Sambat: Gerakan warga bantu warga tanpa pamrih.
Inovasi sosial juga lahir dari wilayah, seperti ADIDAYA di Pabean Cantian untuk pemberdayaan anak difabel, CAKSODIKIN di Pakal untuk pemetaan bantuan warga miskin, dan Dapur Berkah di Rungkut untuk penyediaan makanan sehat.
“Surabaya tidak hanya bicara infrastruktur, tapi juga infrastruktur sosial. Karena yang kuat bukan hanya kota, tapi juga warganya,” tegas Cak Eri.