Rabu, Oktober 9, 2024

Tanpa PKB, Kemenangan Prabowo Dalam Pilpres 2024 Diragukan

Thejatim – Wakil Sekretaris Jenderal Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Syaiful Huda, menyatakan bahwa Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR) menghadapi tantangan untuk meraih kemenangan tanpa kehadiran PKB.

Dalam pandangannya, meskipun Partai Amanat Nasional (PAN) dan Partai Golkar bergabung dalam KKIR tanpa PKB, kemungkinan calon presiden (capres) Prabowo Subianto untuk menang tetap rendah.

“Saya sering menyampaikan, jika ada partai, misalnya PAN dan Golkar bergabung, saya sebut itu sebagai reuni 2014. Dan menurut pandangan saya, itu tidak akan memberikan dampak signifikan bagi kemenangan di Pilpres 2024,” kata Huda dalam sebuah talkshow di Kantor DPP PKB dengan tema “PKB Mendengar: Gus Imin Pilih Siapa?” pada Selasa (1/8/2023).

Baca Juga:  JPU Tuntut Mantan Rektor UNILA 12 Tahun Penjara

Huda menilai alasan dari kekalahan Prabowo pada dua Pemilihan Presiden sebelumnya adalah kurangnya dukungan elektoral di Provinsi Jawa Timur dan Jawa Tengah.

Menurut Huda, satu-satunya sosok yang dapat memperkuat insentif elektoral Prabowo dan Gerindra adalah Ketua Umum PKB, Muhaimin Iskandar, beserta partainya.

“Hal ini sedang didiskusikan secara berkelanjutan antara kami dengan Gerindra, dan menurut kami, koalisi terbaik adalah PKB-Gerindra karena keduanya memiliki basis yang saling membutuhkan,” jelasnya.

Baca Juga:  Ninik Mamak Dukung Prabowo Subianto di Pilpres 2024

Ketua Komisi X DPR ini menjelaskan bahwa PKB adalah partai politik yang memenangkan Pemilu 2019 di Jawa Timur dan menempati posisi kedua di Jawa Tengah. Sementara itu, Gerindra keluar sebagai pemenang di Jawa Barat dan Banten.

“Jadi, keduanya saling melengkapi,” tambahnya.

Huda meyakini bahwa Prabowo memahami perhitungan tersebut dan menyadari bahwa untuk meraih kemenangan dalam Pemilu 2024, dibutuhkan dukungan PKB.

Baca Juga:  Koalisi Inti, Poros Alternatif untuk Meminimalisir Polarisasi pada Pilpres 2024

Lebih lanjut, baik Prabowo maupun Muhaimin dinilai memiliki kekuatan karisma di internal partai masing-masing.

“Menurut pandangan saya, tidak ada tokoh selain Prabowo dan Muhaimin yang memiliki daya tarik kuat di internal partainya,” tutup Huda.

Huda juga menambahkan bahwa partai-partai lain cenderung mengalami faksionalisasi, sehingga ia berpendapat bahwa instruksi dari ketua umum di partai-partai tersebut mungkin tidak akan berjalan dengan maksimal.

ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Populer
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Terkait
ADVERTISEMENT